Senin 07 Feb 2011 10:52 WIB

Ahmed Zewail Bakal Jadi Pesaing ElBaradei?

Ahmed Zewail
Foto: Reuters
Ahmed Zewail

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Mohamed ElBaradei bukan satu-satunya pemenang Hadiah Nobel yang namanya disebut-sebut dalam hiruk-pikuk perpolitikan Mesir.  Kini muncul nama lain, Ahmed Zewail, 64 tahun, seorang profesor Mesir-Amerika di Institut Teknologi California. Zewail adalah penerima Hadiah Nobel untuk kimia pada tahun 1999. Ia pernah menjadi utusan khusus Presiden Barack Obama untuk sains di  Timur Tengah.

Ia tiba di negara kelahirannya awal pekan ini, dan telah bertemu dengan wakil presiden baru diangkat Omar Suleiman.   Zewail juga telah berunding dengan Syekh Ahmad Tayeb, pimpinan Al Azhar,  serta Sekretaris Jenderal Liga Arab Amr Moussa, yang muncul sebagai alternatif yang potensial untuk Presiden Hosni Mubarak. Zewail juga menghabiskan beberapa hari di Tahrir Square untuk mengukur sentimen dari para pemimpin pemuda yang telah membawa pemerintahan Hosni Mubarak hampir 30 tahun di tubir kejatuhan.

"Saya optimis," kata Zewail pada hari Minggu pada konferensi pers pertamanya sejak kembali ke Mesir. Dia telah merelakan waktu dan berdiri untuk membantu memecahkan kebuntuan antara demonstran anti-pemerintah bersikukuh bahwa Mubarak harus melepaskan kekuasaan sekarang, dan menuntut rezim yang mensyaratkan pemerintah transisi.

Dia mempunyai lima poin yang ia yakin akan membantu memecahkan kebuntuan. Ini memerlukan pembentukan sebuah "dewan orang bijak" untuk mengawasi proses amandemen konstitusi; pencabutan keadaan darurat Mubarak; membebaskan tahanan politik; mengadakan pemilihan umum yang bebas dan adil, dan memungkinkan kebebasan pers.

Seperti ElBaradei, Zewail,  telah diusulkan sebagai calon presiden. Tapi tidak seperti ElBaradei,  ia menolak. "Percayalah, ada sejumlah orang Mesir yang berkualitas," katanya. Dia memperingatkan terhadap campur tangan asing dalam krisis politik. "Krisis Mesir harus diselesaikan oleh orang Mesir, karena ini masalah Mesir."

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement