REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Cendikiawan muslim Azyumardi Azra yakin, insiden Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang bukan merupakan aksi spontan, melainkan aksi yang digerakkan. Oleh karenanya, polisi harus mampu menyeret pihak yang menggerakkan aksi itu ke muka hukum. Hal itu, ujar Azyumardi, membutuhkan ketegasan pemerintah.
"Gerakan massa yang demikian banyak pasti ada organisatornya, ada penggeraknya, jadi bukan gerakan spontan," kata Azyumardi, Senin (7/2). Menurut dia, polisi seharusnya bisa menangani dan mencegah kejadian sebelum massa terlihat membesar. Polisi, kata Azyumardi, kurang melakukan langkah taktis, seperti mengundang kelompok masyarakat dan jemaah Ahmadiyah.
Mengenai keberadaan Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri tentang Ahmadiyah, Azyumardi mengatakan, SKB sebenarnya tidak bermasalah. "Polisi harus mencegah, yang penting korban harus dicegah," katanya. Azyumardi memandang lokalisasi jemaah Ahmadiyah di satu lokasi atau pula bukan merupakan jalan keluar karena melanggar konstitusi.