Kamis 10 Feb 2011 18:25 WIB

Ulama Aceh Dukung Pembubaran Ahmadiyah

REPUBLIKA.CO.ID,BANDA ACEH--Kalangan ulama Provinsi Aceh mendukung pembubaran Ahmadiyah sebagai salah satu opsi seperti ditawarkan Menteri Agama (Menag) RI Suryadharma Ali.

"Kami mendukung pembubaran Ahmadiyah seperti opsi ditawarkan Menag Suryadharma Ali, dengan pertimbangan bahwa ajaran atau aliran Ahmadiyah sesat dan menyesatkan," kata Sekjen Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA), Tgk Faisal Ali di Banda Aceh, Kamis.

Opsi membubarkan Ahmadiyah itu merupakan solusi terbaik dari ketiga opsi lainnya yang disampaikan Menag dengan pertimbangan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dimasa mendatang di Indonesia, kata dia.

Karena, Faisal Ali yang juga Ketua PWNU Aceh itu menambahkan, sepanjang sejarah penodaan agama sedikit sekali yang benar-benar insaf lahir dan batin.

Menurut dia, seharusnya pemerintah melindungi agama yang telah diakui oleh negara, dan ajaran Ahmadiyah itu justru telah melakukan penodaan terhadap Islam sebagai agama mayoritas bagi bangsa Indonesia.

"Akan tetapi, jika tidak dibubarkan maka saran saya agar Ahmadiyah mendeklarasikan agama sendiri dan keluar dari Islam serta tidak lagi menggunakan simbol-simbol Islam, misalnya Al Quran dan masjid seperti opsi lain yang ditawarkan Menteri Agama," kata dia.

Sebaliknya, Pemerintah diminta menindak tegas terhadap ajaran yang telah merusak ajaran agama Islam. Tidak ada satu agama pun didunia ini yang rela agamanya dinodai oleh kelompok lain, tegasnya.

Terkait Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri, Faisal Ali menilai tidak perlu direvisi apalagi mencabutnya, namun yang penting mungkin sosialisasi lebih gencar lagi ke masyarakat.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement