REPUBLIKA.CO.ID,MOSKOW--Rusia, Jumat memperingatkan Jepang atas tindak tanduknya dalam sengketa satu gugusan pulau di Pasifik tidak bisa diterima, tetap menekan Tokyo dalam kunjungan menteri luar negeri Jepang. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengemukakan kepada sejawatnya dari Jepang Seiji Maehara bahwa tindakan-tindakan Tokyo telah menyuramkan kunjungannya, yang dilakukan saat meningkatnya ketegangan menyangkut pulau-puau yang Rusia sebut Kuril Selatan dan Jepang menamakannya Wilayah Utara.
"Dengan terus terang saya mengharapkan menerima anda di Moskow dalam hubungan politik yang lebih baik ketimbang yang terjadi dalam beberapa hari belakangan ini karena ... sejumlah kegiatan yang tidak bisa diterima dalam apa yang disebut Hari Wilayah Utara," kata Lavrov pada awal perundingan di satu rumah besar di Moskow.
Presiden Rusia Dmitry Medvedev membuat marah Tokyo November lalu karena melakukan kunjungan pertama oleh seorang pemimpin Kremlin ke pulau-pulau itu, yang pasukan Sovyet rebut pada akhir Perang Dunia II. Kunjungan itu memicu badai protes dari Tokyo, yang ingin pulau-pulan tersebut dikembalikan kepada Jepang.
Perdana Menteri Jepang Naoto Kan menyebut kunjungan Medvedev pada 7 Februari, hari dikenal di Jepang sebagai Hari Wilayah Utara itu sebagai satu " penghinaan yang tidak dapat dimaafkan." Maehara, Jumat mengatakan bahwa Moskow dan Tokyo harus berusaha mencarikan jalan untuk mengatasi sengketa itu.
"Ada satu masalah wilayah antara Rusia dan Jepang tetapi kita harus memeras otak untuk menyelesaikannya," kata Maehara. "Pertemuan-pertemuan ini kepentingan dua negara... dan kita akan memperkuat hubungan ekonomi."