REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sistem 'ASEAN Single Window'(ASW), yang terkait dengan sistem yang melakukan pelayanan ekspor-impor terintegrasi di antara negaranegara di kawasan Asia Tenggara, diharapkan akan telah siap diberlakukan pada tahun 2012. "Pada 2012, ASW diharapkan sudah berdiri dan kita menjadi salah satu entitas di sana," kata Kepala Bidang Bimbingan Kepatuhan dan Layanan Informasi Bea dan Cukai Tanjung Priok Rachmat Huda, dalam seminar tentang
Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 di Jakarta, Rabu (16/2).
Rahmat Huda memaparkan, Indonesia telah memiliki 'Indonesian National Single Window' (INSW) yang rencananya akan diintegrasikan dengan milik negara-negara lainnya di Asia Tenggara di dalam ASW. Terkait dengan infrastruktur sistem ASW, ia mengemukakan bahwa pada saat ini telah dibangun ASW 'exchange gateaway' dan 'middleware' untuk sistem utama ASW di Indonesia dan sudah diunduh oleh Malaysia, Filipina, Brunei, dan Singapura.
Selain itu, lanjutnya, saat ini juga telah berhasil dilakukan uji coba teknis pertukaran data via ASW 'gateaway' antara Indonesia dan Malaysia sejak Juli 2009. Ia juga menuturkan, saat ini sedang ditunggu penyelesaian kerangka hukum dan penyiapan MoU antara 10 negara ASEAN untuk pelaksanaan projek percontohan atau pilot project ASW.
"Secara intensif dilakukan uji coba pertukaran data antara Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Brunei, dengan target untuk membuktikan bahwa sistem ASW bisa direalisasikan," katanya.
Ia juga memaparkan, pada saat ini telah terdapat sejumlah pengguna yang menggunakan portal INSW seperti 20.959 perusahaan importir dan 7.144 perusahaan eksportir. Rahmat mengemukakan, pihaknya juga melakukan evaluasi dan monitoring atas penerapan sistem NSW melalui pertemuan reguler dengan pihak eksternal seperti beragam asosiasi usaha serta Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin).