REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK - Sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) yang tergabung dalam masyarakat Indonesia untuk kebebasan beragama yang bermukim di Jerman mengharapkan pemerintah tegas terhadap organisasi massa yang bersifat anarkhis. "Aparat keamanan Negara Republik Indonesia harus bertindak tegas," kata seorang WNI yang bermukim di Jerman, Boni Hargens, melalui surat elektroniknya, Rabu (16/2).
WNI ini tergabung dalam Die Indonenesische Gesellschaft fur Glaubensfreiheit atau masyarakat Indonesia untuk Kebebasan Beragama. Aksi tersebut digagas dan dikoordinasi oleh Alex Flor sebagai Direktur Watch Indonesia di Berlin. Sejumlah WNI yang berada di Jerman turut hadir seperti, Pipit D Kartawidjaja (Dewan Pengurus Watch Indonesia/Pemerhati Masalah Administrasi Pemerintahan Indonesia), Dina Sihombing (Watch Indonesia!).
Selanjutnya Reni Isa-Ruhijat (Dosen Humboldt Universitat), Dina Zenitha (Alumna/tamatan Humboldt Universitat), Asep Ruhiyat (Watch Indonesia), Ketut Santrawan (Mahasiswa). Mereka mengadakan aksi damai di Brandenburger Tor, Berlin, Herman untuk menuntut sikap tegas pemerintah Indonesia dalam mengatasi persoalan kekerasan sipil.
"Ini merupakan aksi reaktif terhadap kekerasan Ahmadiyah dan pengrusakan sejumlah rumah ibadah agama tertentu yang terjadi belakangan," kata Boni yang juga dosen Politik UI dan sedang melanjutkan studi di Jerman.
Sebelumnya tindakan anarkhis di Temanggung dipicu ketidakpuasan massa atas vonis yang dijatuhkan terhadap Antonius Richmond Bawenangan yang melakukan penistaan terhadap agama tertentu. Menurut Boni, Ormas yang merusak ruang publik, mengganggu ketertiban umum, menciptakan keresahan di tengah masyarakat, dan bertindak di luar koridor Konstitusi Negara Republik Indonesia harus ditindak.
Dikatakannya setelah Reformasi 1998, kehidupan sosial di Indonesia ternyata tidak mengalami kemajuan. Integrasi sosial antarkelompok masyarakat, entah kelompok etnik, agama, ataupun kelompok teritorial, masih lemah.