Sabtu 19 Feb 2011 07:02 WIB

Demo di Yaman, Lima Tewas

REPUBLIKA.CO.ID,SANAA--Pasukan keamanan dan pendukung pemerintah Yaman bentrok dengan massa pemrotes di sejumlah kota yang menuntut diakhirinya kekuasaan 32 tahun Presiden Ali Abdullah Saleh, menewaskan sedikitnya lima orang dan melukai puluhan lain, Jumat. Beberapa dokter mengatakan, empat orang tewas akibat tembakan di kota pelabuhan Aden, Yaman selatan, dimana sentimen anti-pemerintah tinggi. Satu orang lagi tewas dalam ledakan granat di Taiz, kota kedua Yaman.

Sedikitnya 11 orang cedera di Aden, tempat ribuan pemrotes yang marah dengan apa yang mereka sebut penggunaan kekuatan berlebihan oleh pasukan keamanan memadati jalan raya selama berjam-jam. Sejumlah orang membakar sebuah bangunan yang dulu digunakan oleh polisi, sementara beberapa lain melemparkan batu ke sebuah kantor pemerintah daerah di jantung kota pelabuhan selatan itu, kata saksi mata.

Mereka meneriakkan slogan-glogan yang menuntut pengunduran diri presiden Yaman. Ratusan orang kemudian melakukan aksi duduk untuk memprotes pembunuhan demonstran. Puluhan ribu demonstran juga memadati kota Taiz, 200 kilometer sebelah selatan Sanaa, ibukota Yaman. Satu orang tewas dan 28 lain cedera, tiga diantaranya kritis, ketika sebuah granat tangan dilemparkan ke arah massa dari sebuah mobil, kata dokter.

Seorang pejabat kementerian dalam negeri mengatakan, polisi telah menangkap seorang tersangka, namun pemrotes menuduh pemerintah mendalangi serangan itu. Puluhan ribu pendukung Saleh juga turun ke jalan di Taiz. Televisi pemerintah menyebut jumlah mereka sejuta.

Saleh, yang negaranya dihimpit kemiskinan, saat ini berusaha menumpas Al-Qaeda, meredam gerakan separatisme di selatan dan menjaga gencatan senjata yang rapuh dengan pemberontak Syiah di wilayah utara. Saleh mengamati kerusuhan yang meluas di dunia Arab dan telah mengisyaratkan bahwa ia akan berhenti setelah masa tugasnya berakhir pada 2013.

Ia sebelumnya memangkas pajak dan menjanjikan kenaikan gaji bagi pegawai negeri dan tentara.

Diilhami oleh pemberontakan yang menggulingkan Presiden Tunisia Zine El Abidine Ben Ali pada Januari dan protes anti-pemerintah di Mesir yang akhirnya menggulingkan Presiden Hosni Mubarak pada Februari, demonstran Yaman juga menuntut pengunduran diri Saleh dalam beberapa waktu terakhir.

Yaman hingga kini masih menghadapi kekerasan separatis di wilayah utara dan selatan. Yaman Utara dan Yaman Selatan secara resmi bersatu membentuk Republik Yaman pada 1990 namun banyak pihak di wilayah selatan, yang menjadi tempat sebagian besar minyak Yaman, mengatakan bahwa orang utara menggunakan penyatuan itu untuk menguasai sumber-sumber alam dan mendiskriminasi mereka.

Negara-negara Barat, khususnya AS, semakin khawatir atas ancaman ekstrimisme di Yaman, termasuk kegiatan Al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP). Para komandan militer AS telah mengusulkan anggaran 1,2 milyar dolar dalam lima tahun untuk pasukan keamanan Yaman, yang mencerminkan kekhawatiran yang meningkat atas keberadaan Al-Qaeda di kawasan tersebut, kata The Wall Street Journal bulan September.

Negara-negara Barat dan Arab Saudi, tetangga Yaman, khawatir negara itu akan gagal dan Al-Qaeda memanfaatkan kekacauan yang terjadi untuk memperkuat cengkeraman mereka di negara Arab miskin itu dan mengubahnya menjadi tempat peluncuran untuk serangan-serangan lebih lanjut.

Yaman menjadi sorotan dunia ketika sayap regional Al-Qaeda AQAP menyatakan mendalangi serangan bom gagal terhadap pesawat penumpang AS pada Hari Natal.

AQAP menyatakan pada akhir Desember 2009, mereka memberi tersangka warga Nigeria "alat yang secara teknis canggih" dan mengatakan kepada orang-orang AS bahwa serangan lebih lanjut akan dilakukan. Para analis khawatir bahwa Yaman akan runtuh akibat pemberontakan Syiah di wilayah utara, gerakan separatis di wilayah selatan dan serangan-serangan Al-Qaeda. Negara miskin itu berbatasan dengan Arab Saudi, negara pengekspor minyak terbesar dunia. Selain separatisme, Yaman juga dilanda penculikan warga asing dalam beberapa tahun ini.

sumber : antara/reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement