Ahad 20 Feb 2011 23:02 WIB

Kader Fatayat NU Dilatih Berdagang

Rep: erik purnama putra/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur (Jatim) bekerjasama dengan Universitas Ciputra, Surabaya mengadakan diklat kewirausahaan dan pembentukan kelompok usaha bagi 44 kader Fatayat dari pengurus cabang se-Jatim, di Wisma Sejahtera, Jalan Ketintang, Surabaya, Ahad (20/2)..

Ketua PW Fatayat NU Jatim, Faridatul Hanum, mengatakan diklat yang diadakannya bertujuan untuk mengenalkan dunia entrepreneurship kepada para kader Fatayat. Menurutnya, perempuan harus berdaya dengan bisa mengenali potensi dirinya sehingga semestinya bisa menghasilkan sebuah barang hasil tangan sendiri yang memiliki nilai jual.

“Diklat ini untuk menggali potensi dagang para kader agar mereka bisa menghasilkan sesuatu yang bisa dijual kepada masyarakat,” kata Faridatul.

Dikatakannya, PW Fatayat NU Jatim sudah memiliki kelompok berbasis potensi lokal yang diharapkan bisa memanfaatkan segala hal yang berada di lingkungannya. “Jika mampu memaksimalkan potensi sekitar yang bernilai jual maka kesejahteraan kader di bawah bisa meningkat. Sehingga perekonomiannya bisa membaik,” ujarnya.

Ia mengakui para kader kesulitan dalam memulai sebuah usaha. Karena itu, ke depannya akan diadakan rutin diklat kewirausahaan agar peserta bisa menemukan solusi sendiri terkait hambatan yang dihadapinya. Pasalnya, selama ini kader banyak mendapatkan pelatihan kewirausahaan yang bersifat teoritis saja.

“Dengan adanya diklat ini maka peserta akan mendapat praktik yang bisa digunakannya sebagai bekal pengalaman berharga jika terjun berdagang,” terang Faridatul. “Nantinya diklat kewirausahaan akan dilakukan setiap semester,” imbuhnya.

Bagi kader yang lancar menjalankan usahanya, Faridatul menyebut diklat ini akan memberikan tips bagaimana cara efektif memasarkan produk sehingga dengan mudah terserap pasar. “Dengan pelatihan ini kami ingin bermitra dengan Universitas Ciputra agar produk buatan kader Fatayat bisa diterima,” kata Faridatul.

Ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Universitas Ciputra, Hendrasmoro, menyatakan diadakannya diklat ini merupakan langkah awal bagi kedua belah pihak untuk mengadakan kerjasama lain di bidang lain. Pihaknya mengaku sangat perhatian dengan masalah kewirausahaan dan ingin membagi-bagikan ilmu dagang kepada pihak lain.

”Karena itulah, Universitas Ciputra menggandeng Fatayat NU mengadakan training kewirausahaan. Model kerjasama ini sangat bagus,” kata Handrasmoro.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement