REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) DPR RI, Effendi Choirie, mengatakan pilihannya mendukung usulan hak angket pajak karena mengikuti suara hati nuraninya. Meskipun untuk itu, dia harus berseberangan dengan suara partai.
"Mengapa saya dukung angket pajak? Karena suara hati nurani," kata Effendi Choirie kepada wartawan di Jakarta, Rabu (23/2).
Rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat memutuskan menolak usulan hak angket pajak setelah hasil pemungutan suara mencatat 266 suara menolak dan 264 menerima. Dari Fraksi PKB, sebanyak 26 dari 28 yang hadir itu menolak hak angket. Sedangkan dua lainnya, Lily Wahid dan Effendi Choirie, menyatakan menerima hak angket.
Ketika melihat dan merasakan situasi yang tidak pas, Effendi mengaku hati nuraninya tergerak. "Dalam konteks agenda DPR, menolak angket atau mendukung, hati saya memilih mendukung angket pajak," kata Effendi.
Menurut Effendi, isu pajak secara substansi itu sangat fundamental dalam suatu negara. Masalah pajak, katanya, menjadi salah satu sumber terpenting untuk berlangsungnya suatu bangsa dan negara.
Dia menjelaskan sejak orde baru itu pemerintah tidak pernah beres mengelola pajak dan amburadul. Saat ini pajak telah menyumbang 70 persen APBN. Sementara, selebihnya melalui utang.
"Kalau pemerintah bisa membereskan sistem dan para pejabat pajak, maka Indonesia tidak perlu utang terus," kata Effendi. ''Karena itulah, hak angket menjadi penting dan strategis untuk membongkar kelemahan serta permainan mafia pajak. Ini berarti kita ikut menyelamatkan Indonesia dari negara yang hampir gagal."
Selain alasan itu, Effendi juga ingin merepresentasikan suara rakyat khususnya yang memilihnya, termasuk yang taat membayar pajak. "Ini juga bagian dari ibadah muamalah kenegaraan, kebangsaan dan kerakyatan," katanya.