REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie, menegaskan koalisi hakikatnya bukan sekadar persoalan kursi menteri. Posisi menteri di kabinet adalah posisi terhormat, bukan karena jatah pembagian kekuasaan yang besar.
Hal itu disampaikan Ical ketika membuka Rapat Konsultasi Nasional yang dihadiri pengurus daerah Partai Golkar di Hotel Sultan, Selasa (8/3). "Koalisi hakikatnya tidak boleh semata-mata kita lihat sebagai persoalan kursi menteri dan pergantian posisi kekuasaan," ujar Ical.
Posisi menteri bukan karena jatah kekuasaan. Tetapi dengan posisi menteri itu, seseorang atau sebuah partai memiliki kesempatan untuk mengabdi bagi bangsa. "Karena itu, posisi menteri dalam suatu pemerintahan seharusnya diukur dari performans," katanya
Ical menginginkan posisi menteri diukur dari keberhasilan dan prestasi yang konkrit dalam memajukan Indonesia. Menteri hanya bagi mereka yang mampu, kompeten, dan mau berupaya memajukan bangsa.
Oleh karenanya, Partai Golkar menegaskan akan mendukung sepenuhnya putra putri terbaik Indonesia dari mana pun partainya atau latar belakangnya untuk mengisi posisi menteri. Dukungan itu diberikan sejauh mereka memang mampu dan memiliki integritas untuk memajukan negeri ini.