REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Umum Partai Hanura, Wiranto mengatakan, paradigma pembentukan kabinet harus diubah. Tujuannya, agar pemerintahan dalam perjalanannya menjadi tidak terganggu lantaran kalkulasi politik.
Wiranto menuturkan, beberapa pekan ini elit-elit politik dan partai habis energinya berbicara mengenai reshuffle kabinet. Disebutkan dia, semua perhatian publik tersira pada bagaimana reshuffle itu dan bagaimana konstelasi politik setelah koalisi di reposisikan.
"Saya katakan perlu reshuffle, namun yang direshuffle bukan menterinya diganti dengan parpol lain yang direshuffle tapi cara berpikir kita menyusun kabinet," tuturnya kepada wartawan di DPR, Kamis (10/3).
Menurut dia, penyusunan kabinet harus-lah didasari oleh orang yang menguasai bidangnya. "Itu reshuffle yang saya harapkan," bebernya.
Pemerintahan presidensil bisa sehat, jelas dia, ketika para menteri tidak lagi mengedapankan kalkulasi politik. "Hasil transaksi politik, membuat para menteri terganggu perhatiannya hanya karena masalah-masalah perpolitikan dan menjadi lupa atas tugas yang diembanya," jelasnya.