REPUBLIKA.CO.ID, RAS JDIR, TUNISI- Satu brigade serang yang dipimpin putra Muamar Gaddafi, Khamis, mengalami hambatan akibat pembelotan ketika mendekati Misrata, Sabtu (12/3), karena 32 serdadunya bergabung dengan pemrotes di kota itu, kata seorang pemrotes. Seorang pembelot berpangkat jendral, kata pemberontak bernama Mohammed.
Brigade ke-32 berusaha tetapi gagal pada hari itu untuk menguasai Misrata, kota penting terakhir pemberontak di Libya barat. Brigade itu terhenti sekitar 10-15Km selatan kota itu, setelah terjadi pertengkaran dalam brigade setelah puluhan personilnya menolak gagasan membunuh warga sipil yang tidak bersalah dalam serangan mendatang, kata juru bicara pemberontak itu.
"Tepatnya 32 serdadu bergabung dengan pemberontak hari ini," kata Mohsmmed. "Mereka telah diperiksa oleh pemberontak," tambahnya.
Berita itu tidak dapat dikonfirmasikan secara independen. Wartawan dilarang ke kota itu oleh pihak berwenang. Pasukan lain pemerintah terus bergerak ke arah timur, dan para pejabat membawa wartawan asing dari Tripoli ke kota minyak Ras Lanuf di timur untuk menunjukkan bahwa pemerintah menguasai kota itu,
Juru bicara pemberontak Gamal dalam pembicaraan telepon dari Misrata mengatakan, "Pagi ini ada satu pertemuan pasukan pro Gaddafi dengan tujuan agaknya untuk menyerang kota itu tetapi Allah melindungi kota ini. Ada pembangkangan dalam brigade yang dipimpin Khamis itu.
"Kami tahu hal itu dari tentara yang membelot setelah terjadi pertengkaran. Mereka bergabung dengan pemberontak dan mengatakan puluhan personil dari anggota-anggota batalyon itu menyatakan enggan membunuh para warga sipil yang tidak bersalah. "Beberapa orang dari mereka lari. Lebih banyak lagi akan bergabung dengan kami tetapi mereka ditembak pasukan yang pro Gaddafi."
Pada Kamis (10/3), pasukan pemerintah merebut kota Zawiyah, 50km barat Tripoli-- satu-satunya kota lain di Libya barat yang secara terbuka menentang kekuasaan empat dasa warsa Gaddafi. Penduduk Misrata dan pemberontak mengatakan pasukan pemerintah telah berusaha untuk memasuki kota itu sebelumnya.
Pemberontak Mohamad Ahmed mengatakan ia mendengar suara meriam anti-pesawat lebih dekat ke pusat kota itu. Misrata -- sekitar 200Km timur Tripoli -- adalah kota terbesar ketiga Libya dan satu pusat bisnis penting dan berpenduduk sekitar 300.000 jiwa.
Pemerintah mengatakan pemberontak adalah bandit-bandit atau kaki tangan Al Qaida. Lawan-lawan Gaddafi membantah punya hubungan dengan kelompok agama garis keras itu dan mengatakan mereka sedang berjuang bagi perubahan yang demokratis. Pemberontak dan penduduk di Misrata siap menghadapi serangan pemerintah sejak pasukan itu merebut Zawiyah.
Mussa Ibrahim, juru bicara pemerintah di Tripoli,tidak dapat mengonfirmasikan atau membantah menyangkut operasi militer yang sedang berlangsung di Misrata itu. "Kami ingin memberikan rakyat peluang untuk meletakkan senjata-senjata mereka. Ada para pejuang Al Qaida di sana," katanya.