REPUBLIKA.CO.ID,MANILA--Kepolisian Filipina pada Selasa mengatakan bahwa pihaknya telah menangkap seorang anggota kelompok gerilyawan Islam setempat yang punya hubungan dengan Alqaidah dan Taliban.
Ricardo Ayeras, seorang pendiri dari Gerakan Rajah Solaiman, akan diadili untuk kasus pembunuhan terkait peledakan bom mobil pada tahun 2003 di sebuah bandar udara di selatan Filipina yang menewaskan satu orang, kata polisi.
"Ayeras termasuk dalam daftar buruan Interpol-Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa atas keterlibatan individu maupun entitas dengan Alqaidah dan Taliban," menurut pernyataan pihak kepolisian.
Polisi menangkap pria berusia 37 tahun itu di Manila pada Senin. Tidak ada rincian lebih lengkap lagi tentang penangkapannya.
Pernyataan itu menyebutkan bahwa tersangka telah menjalani latihan untuk merangkit dan menempatkan bom, serta terlibat dalam rencana pemboman Rajah Solaiman terhadap beberapa target di Manila pada 2005.
"Misi dengan sandi "Bing Bang" tersebut ditujukan kepada orang-orang asing, namun berhasil digagalkan oleh polisi yang menyergap sebuah markas persembunyian Rajah Solaiman dan menyita 600 kilogram bahan peledak," tulis pernyataan itu.
Pemerintah Filipina menggambarkan Rajah Solaiman sebagai cabang dari Abu Sayyaf, sebuah kelompok gerilyawan Islam yang beroperasi terutama di wilayah selatan Filipina dan tertuduh atas sejumlah serangan teror mematikan di negara itu.
Kelompok tersebut terdiri dari sejumlah orang Kristen Filipina yang telah memeluk agama Islam.