Kamis 17 Mar 2011 16:42 WIB

PKS: Tuduhan Yusuf itu Fitnah

Wasekjen PKS, Mahfudz Siddiq
Wasekjen PKS, Mahfudz Siddiq

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Mantan anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 2004-2009, Yusuf Supendi, melaporkan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq, ke Badan Kehormatan DPR pada Kamis (17/3). Yusuf menuding Luthfi, yang saat ini duduk di Komisi I DPR, telah melanggar etika anggota DPR.

Wakil Sekjen DPP PKS, Mahfudz Siddik, menyatakan tuduhan Yusuf itu tidak benar dan fitnah. Tuduhan tersebut juga sebagai pelampiasan sakit hati karena pemecatan dari PKS.

"Yusuf Supendi sudah setahun lalu dipecat dari keanggotaan PKS karena sejumlah pelanggaran dan kode etik yang dilakukannya," kata Mahfudz yang juga Ketua Komisi I DPR RI.

Mahfudz juga menyatakan tuduhan itu tidak ada bukti. "Semua akan clear, tidak ada bukti," katanya.

Sementara, Yusuf mengaku sebagai salah satu dari 52 pendiri Partai Keadilan yang kemudian berubah jadi PKS. "Saya dituduh menganggu istri orang hingga cerai. Tidak ada buktinya. Padahal, harus ada empat saksi," kata Yusuf seusai keluar dari ruang rapat BK DPR.

Yusuf juga mengaku mendapat ancaman-ancaman teror lewat pesan singkat hingga diminta untuk mengosongkan rumah. "Patut diduga kuat aktor intelektualnya adalah saudara Luthfi Hasan Ishaaq," katanya. Perbuatan Luthfi, kata Yusuf, melanggar etika dan moral.

Selain itu, kata dia, Luthfi juga melanggar aturan partai ketika mengubah PKS menjadi partai terbuka. Hal itu dilakukan bersama dengan Hilmi Aminuddin yang menjabat Ketua Dewan Syuro PKS. Keputusan membuat PKS menjadi partai terbuka bersifat sepihak.

Yusuf juga melaporkan Wakil Ketua DPR, Anis Matta, yang juga dari PKS. Dia bahkan menyebut Anis terlibat penggelapan dana Pilkada DKI Jakarta sebesar Rp 10 miliar yang bersumber dari Cagub DKI Adang Daradjatun Rp 40 miliar.

Ketika dihubungi wartawan, Luthfi mengaku akan mempelajari dulu laporan itu. "Saya belum berkomentar, saya pelajari dulu," katanya. Anggota BK DPR, Nudirman Munir, mengatakan pihaknya berjanji untuk membahas laporan itu secara internal.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement