REPUBLIKA.CO.ID,JEPARA--"Jangan sampai Jepara ketinggalan teknologi informasi, karena dengan aplikasi teknologi ini sangat membantu. Baik dalam layanan kepada masyarakat maupun dalam kebutuhan informasi sehari- hari,".
Inilah semangat yang disampaikan oleh Bupati Jepara, Drs Hendro Martojo MM saat membuka program 'Pelatihan Internet Pesantren, Wahana Syiar digital (Santri Indigo) di Gedung NU cabang Jepara, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Sabtu (19/3).
Dalam layanan kepada masyarakat, menurut Hendro, pemanfaatan teknologi ICT telah diaplikasikan di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara. Bahkan kemudahan dan keunggulan teknologi ini sudah sangat dirasakan.
Jika warga Jepara --suatu saat-- ada yang terjaring operasi Yustisi di Jakarta karena tidak membawa KTP jangan khawatir, karena Jepara sudah mempunyai layanan KTP nasional menggunakan keunggulan teknologi internet. "Sehingga, kalau 'digaruk' tinggal dibuka saja webnya Jepara. Di laman tersebut akan dapat dibuktikan bahwa yang bersangkutan merupakan warga Jepara," ujar Bupati di hadapan peserta pelatihan ini.
Keunggulan ICT juga banyak bermanfaat untuk pengembangan diri misalnya, melalui internet bisa membaca novel ayat-ayat cinta, ketika cinta bertasbih dan banyak lagi. Demikian pula untuk memasuki cakrawala informasi di seluruh jagat ini, semua tersedia lengkap dan cepat. Karena internet adalah jendela dunia untuk mencari informasi bermanfaat.
Sementara itu, General Manager Unit Consumer Service Regional Telkom Jawa Tengah, Rosyido Umam Aly, menegaskan bahwa memutihkan internet adalah merupakan tugas bersama. Tak terkecuali kalangan santri. Sehingga edukasi kepada warga pesantren dengan mengenal dunia ICT juga strategis. Sehingga para santri dapat memberikan kontribusi positif di dunia internet maupun dunia Islam sendiri.
Harus diakui, magnet negatif pemanfaatan teknologi internet --saat ini-- masih lebih besar ketimbang magnet positifnya. Karena itu Telkom menggandeng Republika sebagai Koran Islam untuk ikut serta 'memutihkan' internet ini.
Hal ini juga dibenarkan oleh Manajer Iklan Harian Umum Republika, Indra Wisnu Wardana. Ia mengajak para santri peserta pelatihan ini untuk peduli dalam upaya'memutihkan' internet. Menurutnya, memutihkan internet merupakan upaya mulia untuk mengubah konotasi negatif tentang pemanfaatan teknologi internet.
.