Senin 21 Mar 2011 08:02 WIB

Pakar: Ketersediaan Hijauan untuk Pakan Ternak Makin Menipis

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Pengembangan ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing, dan domba, saat ini menghadapi persoalan fluktuasi ketersediaan pakan hijauan, kata pakar peternakan dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Ali Agus.

"Ternak ruminansia semakin rawan kekurangan pasokan hijauan akibat lahan semakin sempit, bahkan hilangnya padang penggembalaan. Kondisi itu mengancam ketersediaan pakan hijauan dalam negeri," katanya di Yogyakarta, Senin.

Ia mengatakan sumber pakan utama ternak ruminansia saat ini lebih banyak mengandalkan limbah pertanian seperti jerami padi, tebon jagung, dan pucuk tebu akibat tergusur kepentingan ekonomi yang lebih prospektif.

Kualitas nutrisi limbah pertanian tersebut tentu lebih rendah, yang dicirikan dengan rendahnya tingkat kecernaan, kadar protein kasar, kadar karbohidrat nonstruktural, dan tingginya kadar serat utama lignoselulosa.

Padahal, sebagai negara agraris, Indonesia menyimpan potensi bahan baku pakan lokal yang besar. Selain jagung, terdapat lima jenis sumber bahan baku pakan yang dapat diandalkan di masa depan.

"Kelima sumber bahan pakan yang dapat dikembangkan antara lain kacang-kacangan, ikan, kelapa sawit, singkong, dan sagu. Kelima sumber bahan pakan tersebut sangat potensial, baik dari aspek luasan lahan, jumlah produksi maupun peluang pengembangannya," katanya.

Menurut dia, dalam usaha peternakan, pakan merupakan faktor dominan yang mempengaruhi efisiensi dan kesuksesan. Pakan menjadi penentu kualitas produk peternakan, produktivitas ternak, dan keuntungan pengusaha ternak.

"Oleh karena itu, program pembangunan peternakan, termasuk upaya swasembada daging sapi pada 2014 tidak akan tercapai jika tidak mendapat dukungan pemenuhan pakan yang cukup, baik jumlah maupun mutu," katanya.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement