REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang Brodjonegoro memprediksi menguatnya Rupiah terhadap dolar AS hingga sore ke posisi Rp8.720 berpotensi memunculkan penghematan terhadap pembayaran bunga utang yang sebagian besar berdenominasi valas hingga mencapai Rp1,6 triliun. "Setiap penguatan Rp100 per dolar AS dapat berpotensi untuk menghemat pengeluaran negara untuk membayar cicilan pokok dan bunga utang sekitar Rp400 miliar," ujar Bambang di Jakarta.
Ia menjelaskan apabila rata-rata kurs mencapai Rp8.800 per dolar AS hingga akhir tahun, maka diakumulasikan selama akhir tahun akan mencapai Rp1,6 triliun. "Ya cuma jika diakumulasikan selama setahun maka penghematannya adalah sebesar Rp1,6 triliun (potensi penghematan bunga utang), tidak terlalu banyak," ujarnya.
Bambang mengatakan pemerintah masih akan memantau fluktuasi nilai tukar untuk jangka waktu tertentu untuk memutuskan asumsi rata-rata Rupiah yang akan dijadikan acuan dalam revisi APBN 2011. Saat ini dalam APBN 2011, asumsi Rupiah masih dipertahankan sebesar Rp9.250 per dolar AS. "Ya nanti kita lihat. Kita lihat rate apa yang kredibel (bagi revisi APBN nanti)," ujarnya.
Sebelumnya, Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan penghematan pembayaran bunga utang pada 2011 akan lebih besar dari realisasi 2010 yang mencapai sebesar Rp17,4 triliun. Ia menjelaskan, penguatan Rupiah tidak hanya berdampak pada penghematan pembayaran bunga utang, namun juga untuk belanja subsidi bahan bakar minyak (BBM) akibat biaya impor yang rendah.
"Potensi penghematannya akan lebih besar kalau dibandingkan tahun lalu. Kan tahun sekarang kita lebih baik, walaupun dalam asumsi kurs itu Rp9.250 di 2011, hampir sama dengan 2010. Tapi sekarang Rupiah sampai pada sekitar Rp8.700-8.800," ujarnya.
Dalam APBN 2011, pemerintah menganggarkan biaya bunga utang sebesar Rp115,2 triliun atau 1,6 persen dari PDB. Beban bunga utang tersebut digunakan untuk pembayaran bunga utang dalam negeri sebesar Rp79,4 triliun dan pembayaran bunga utang luar negeri sebesar Rp35,8 triliun.
Sementara realisasi pembayaran bunga utang 2010 sebesar Rp88,3 triliun dari pagu anggaran di APBN Perubahan sebesar Rp105,7 triliun. Realisasi tersebut terdiri atas pembayaran bunga utang dalam negeri Rp61,5 triliun dari pagu Rp71,9 triliun dan luar negeri Rp26,9 triliun dari pagu Rp33,8 triliun.