REPUBLIKA.CO.ID,OSAKA - Keadaan darurat nuklir menyusul gempa dan tsunami yang melanda Jepang telah memaksa 25 kedutaan besar dari sejumlah negara menutup kantornya di Tokyo. Demikian kata Menteri Luar Negeri Jepang, Takeaki Matsumoto, Rabu (23/3).
Matsumoto mengumumkan angka tersebut sebelum pertemuannya dengan komite urusan luar negeri Majelis Rendah Jepang. "Hingga Selasa (22/3), delapan dari kedutaan telah memindahkan kegiatannya ke luar Tokyo ataupun Jepang," kata seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri kepada AFP melalui email. "Sisanya menginstruksikan stafnya untuk tidak keluar rumah. Mereka juga mengatur kembali jadwal kegiatannya dari hari ke hari," katanya.
Hampir dua pekan bencana ganda gempa tsunami memporak porandakan pantai Pasifik negeri itu pada 11 Maret lalu. Sementara, para pekerja mempertaruhkan jiwanya guna mengamankan bencana di pembangkit listrik tenaga nuklir yang berlokasi 250 kilometer di timur laut Tokyo.
Divisi Pers Kemlu Jepang mengatakan negara yang telah menutup kedutaan besarnya adalah Angola, Bahrain, Benin, Botswana, Burkina Faso, Kroasia, Republik Dominika, Ekuador, Finlandia, Jerman, Ghana, Guatemala, Kenya, Kosovo, Lesotho, Liberia, Libya, Malawi, Mauritania, Mozambik, Namibia, Nepal, Nigeria, Panama dan Swiss. Sementara itu, Kedutaan Besar Indonesia di Tokyo masih terus melakukan kegiatan relokasi, evakuasi, serta pencarian guna memastikan seluruh warga negara Indonesia berada dalam kondisi yang aman.