Sabtu 25 Sep 2010 06:31 WIB

Polri Tetapkan 15 Orang DPO Perampokan Medan

Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri menjelaskan penangkapan tersangka teroris
Foto: Ismar Patrizki/Antara
Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri menjelaskan penangkapan tersangka teroris

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Kepolisian Negara Republik Indonesia menetapkan 15 orang masuk daftar pencarian orang (DPO) untuk kasus perampokan Bank CIMB Niaga Medan pada 18 Agustus 2010. "Sebanyak 15 orang tersangka yang masuk daftar pencarian orang (DPO) Bank CIMB Niaga, sementara sepuluh hingga 15 orang lainnya kita belum tahu," kata Kapolri Jenderal Pol. Bambang Hendarso Danuri di Jakarta, Jumat (24/9).

Para tersangka yang masuk DPO yakni Taufik Hidayat, Jefri alias Kamal, Alex Cecep Gunawan, Suroso, Andi Maralon, Ansi solo, Sugiono, Herman, Iwan alias Pak Tuo, dan Yusron. Lima di antaranyanya berperan sebagai pimpinan pada perampokan tersebut di Medan. "Mereka yang DPO adalah orang yang terlatih, bersenjata, memiliki doktrin, militan, dan sudah latihan perang teknis kota dan gerilya di antaranya pada beberapa negara lain, yakni Pakistan, Mindano (Filipina), dan Afghanistan," tutur Bambang.

Kapolri mengatakan para DPO memiliki indoktrinisasi, yakni siap untuk mati syahid. Selain itu, melakukan fai, yakni perampokan terhadap orang yang dianggapnya kafir. Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror telah menangkap 19 tersangka dengan tiga orang tewas dan tiga orang yang masih kritis dibawa di Rumah Sakit Polri Kramat Jati. Sementara 13 tersangka lain dibawa ke Rumah Tahanan Markas Komando (Mako) Brimob Kelapa Dua, Kota Depok, Jawa Barat.

Dari para tersangka polisi menemukan barang bukti, di antaranya dua pucuk senpi jenis AK 47 dan FN yang diduga ilegal serta setengah kilogram bahan peledak jenis TNT. Para pelaku perampokan itu mencari dana dengan tujuan untuk membantu kegiatan terorisme. Pencarian dana yang dilakukan para perampok itu, menurut Kapolri, dengan cara menjarah sejumlah bank yang selama ini menjadi target atau sasaran mereka termasuk di Wilayah Sumatera Utara.

Kemudian uang hasil rampokan yang mereka lakukan itu dipergunakan untuk membantu dana kegiatan terorisme dan pembelian berupa senjata api sehingga aksi terorisme itu dapat berjalan lancar. Pada pertengahan Agustus kemarin terjadi perampokan Bank CIMB Niaga di Jalan Aksara Medan yang menewaskan Briptu Imanuel Simanjuntak anggota Brimob Polda Sumut. "Taufik Hidayat yang melakukan penembakan terhadap Imanuel," kata Kapolri menegaskan.

Selain itu, perampok sadis tersebut juga menembak dua anggota Satpam Bank CIMB Niaga, M. Fahmi (28) dan Muchdiantoro (30) yang mengalami luka serius dan dirawat intensif di RSU Permata Bunda dan RS Gleni Medan. Dalam aksi yang dilakukan belasan orang dengan menggunakan senjata api dan pistol itu, perampok berhasil membawa uang Bank CIMB Niaga senilai lebih kurang Rp400 juta.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement