REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN--Pasien yang sakit parah di Jerman akan diizinkan menggunakan obat mengandung cannabis, zat yang terkandung dalam daun ganja. Hal ini disepakati politisi terkait dan partai-partai koalisi.
Menteri Kesehatan, Philipp Rösler, dalam paparannya mengacu pada hasil studi baru yang menyimpulkan, bahwa obat-obatan semacam itu dapat mengurangi penderitaan sangat berat akibat kejang. "Misalnya yang dialami penderita multiple sclerosis," ujarnya.
Rösler juga mengutarakan, lembaga medis tertentu yang merawat pasien yang sakit berat, ke depan akan diizinkan menyimpan obat keras penahan sakit dalam jumlah besar, seperti morfin sebagai persediaan untuk kasus darurat. Sebelumnya hal ini dilarang di Jerman.
Pro kontra apakah ganja bisa digunakan bebas untuk obat terus bergulir di beberapa negara maju seperti Inggris. Isu ini membuka lagi kontroversi bagaimana seharusnya penjualan ganja yang dibolehkan untuk orang-orang sakit.
Peneliti telah menunjukkan bahwa ganja bisa mengurangi rasa sakit dan mabuk, merangsang nafsu makan, serta bisa menolong meringankan sakit pada penderita HIV, kanker, dan multiple sclerosis.
Tetapi orang-orang yang menggunakan ganja secara terus menerus dalam waktu yang lama bisa menyebabkan ketergantungan yang merusak tubuhnya sendiri.
Isu lama ini masih belum terpecahkan karena ganja lebih banyak diselewengkan daripada dimanfaatkan oleh yang mengonsumsinya. Perusahaan-perusahaan obat juga tidak punya kesempatan untuk memperbesar keuntungan karena penjualan ganja masih melanggar hukum.