REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Masyarakat diminta memewaspadai penyebaran cacing hati (Fasciola Hepatica) pada hewan kurban karena dapat menular pada manusia. "Setiap musim kurban, kerap ditemukan hati ternak yang dijangkiti oleh cacing. Kasus cacing hati merupakan temuan terbanyak dibandingkan temuan penyakit lain," kata Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner Bidang Peternakan Dinas Pertanian DIY Haris Handono di Yogyakarta, Senin.
Ia mengatakan saat ini pihaknya tengah mengintensifkan pemantauan kesehatan hewan kurban di seluruh wilayah Provinsi DIY, pemantauan tersebut telah dilaksanakan sejak 4 November 2010. "Hal tersebut untuk menekan angka infeksi cacing hati dan penyakit lain pada hewan kurban. Tahun lalu kami menemukan 649 hewan kurban di DIY yang terinfeksi cacing hati, kami harap tahun ini angka tersebut dapat ditekan," katanya.
Menurut dia infeksi cacing hati hanya dapat dideteksi melalui uji laboratorium, manusia dapat terjangkiti cacing hati jika mengonsumsi hati ternak, umumnya sapi, yang mengandung cacing. "Jika sudah disembelih, sebenarnya mudah untuk mengenali apakah hati hewan tersebut terinfeksi cacing atau tidak. Hati yang sehat jika ditekan terasa empuk, sedangkan hati yang terinfeksi akan mengalami pengerasan karena larva cacing akan membentuk jaringan ikat pada hati inangnya," katanya.
Ia mengatakan untuk menghindari infeksi, bagian hati yang mengalami pengerasan tersebut harus dibuang, bagian yang masih sehat dapat dikonsumsi asalkan dimasak sampai benar-benar matang. "Bagian tubuh lain masih dapat dikonsumsi karena cacing tersebut hanya menyerang hati. Cara paling praktis untuk menghindari infeksi cacing hati adalah dengan memasak bagian tubuh hewan sampai benar-benar matang," katanya.
Pada manusia, kata dia infeksi cacing hati umumnya ditandai dengan anemia berkepanjangan dan bila dibiarkan akan berakibat fatal dan dapat menimbulkan kematian.
Berdasarkan data pemantauan dan pemeriksaan hewan kurban DIY 2009, cacing hati paling banyak ditemukan di Kabupaten Sleman dengan 225 kasus, sedangkan tersedikit adalah Kabupaten Gunung Kidul dengan 11 kasus.