REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih mengatakan pemerintah akan melakukan pengujian seluruh sampel susu formula dan makanan bayi yang dipasarkan. Pengetesan itu untuk meyakinkan masyarakat mengenai keamanan produk pangan tersebut.
"Kita sudah sosialisasikan cara mengkonsumsi (susu formula) yang aman tapi masyarakat masih resah, maka kita akan lakukan pengujian ulang. Hasilnya akan diumumkan ke masyarakat," ujar Menkes di Jakarta, Jumat (25/2)
Menkes menegaskan pengujian yang dilakukan Balitbang Kemenkes bekerja sama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) itu berbeda dengan penelitian yang dilakukan salah satu dosen Institut Pertanian Bogor (IPB).
Penelitian tersebut telah menimbulkan kontroversi. Dalam hasil ditemukan hingga 20 sampel formula mengandung bakteri Enterobacter Sakazakii yang cukup berbahaya bagi bayi.
Setelah hasil penelitian diumumkan, BPOM telah melakukan pengujian ulang dan tidak menemukan adanya bakteri Enterobacter Sakazakii diseluruh sampel yang ditelitinya. Selain itu Codex juga telah menetapkan bahwa susu formula tidak boleh mengandung bakteri tersebut.
Dalam pengujian total nantinya, Menkes mengatakan pihaknya juga akan mengundang IPB untuk memaparkan metodologi penelitian yang mereka gunakan sebagai perbandingan. Dana untuk pengujian itu disebut Menkes akan diambil dari dana Balitbang Kemenkes dan akan dibantu juga oleh Dikti Kemendiknas dan BPOM.
"Dana total belum tahu, harus dihitung unit cost-nya terlebih dahulu, sampel itu berapa harganya. Dan BPOM lebih tahu karena berpengalaman," katanya.
Sebelumnya, BPOM telah melakukan pengujian sampel susu formula pada Maret 2008 sebanyak 96 sampel dan pada tahun 2009 sebanyak 11 sampel, 2010 sebanyak 99 sampel dan pada 2011 hingga bulan Februari sebanyak 18 sampel.
Hasil penelitian BPOM tidak menemukan adanya bakteri diseluruh sampel yang diperiksa.
Menkes juga telah menyosialisasikan bahwa bakteri itu dapat mati jika susu dicairkan dengan air panas bersuhu lebih dari 70 derajat Celcius selama 15 detik namun menekankan bahwa susu formula sebaiknya diberikan dalam kondisi terpaksa jika ibu sang bayi tidak bisa memproduksi ASI.