Ahad 09 May 2010 17:34 WIB

Mobil Hemat Energi Semar UGM Ikuti Kompetisi SEM di Malaysia

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Endro Yuwanto

YOGYAKARTA--Tim Semart Universitas Gajah Mada (UGM) dengan karya mobil hemat energi yang diberi nama 'Semar', akan mengikuti ajang internasional Shell Eco Marathon (SEM) 2010 yang akan dilaksanakan di Sepang, Malaysia, 8-20 Juli.

''Dalam kompetisi nanti ditargetkan mobil Semar yang kerangkanya terbuat dari aluminium Alloys dan body dari fiberglass dapat menempuh sekitar 1000 kilometer dengan satu liter bensin,'' ujar Direktur Teknisi Tim Semart Mitra Wisnu Hargono pada Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono saat menunjukkan mobil Semar, di Kepatihan Yogyakarta, Sabtu (8/5).

Namun mobil Semar yang dibawa ke kantor Gubernur DIY tersebut hanya dapat menempuh 400 kilometer dengan satu liter bensin dan kecepatan maksimal 40 kilometer per jam. Berat mobil sekitar 37 kilogram, panjang total 2,7 meter, tinggi total 0,8 meter, lebar total 0,88 meter, wheel base 0,68 meter, luas area permukaan body 2,48 meter persegi.

''Di bengkel kampus UGM, kami sudah membuat mobil Semar yang lebih ringan lagi yaitu sekitar 27 kilogram, lebih simpel dan drivernya bisa nyaman dan lebih hemat energi, yaitu bisa menempuh jarak 1100 kilometer atau setara dengan jarak dari Anyar sampai Panarukan, hanya dengan satu liter bensin,''ungkap Wisnu. Namun syarat bagi pengendaranya berat badan tidak boleh lebih dari 50 kilogram.

Selain itu, kelebihan lain dari kendaraan tersebut adalah memiliki bodi yang sangat unik, berbentuk airfoil, mengaplikasikan prinsip 'perforated suction' untuk menambah keaerodinamisan kendaraan, dan menggunakan teknologi sederhana, namun tepat guna.

Ketua Tim Semart UGM Teofilus Hartono menambahkan, nama Semar selain diambil dari singkatan Shell Eco Marathon, juga dari nama salah satu tokoh wayang yang berjasa, cerdas, dan menggambarkan ciri khas Indonesia.

Adapun Gubernur DIY mengatakan, spirit para mahasiswa dari Teknik Mesin dan Teknik Industri UGM yang akan turut dalam kompetisi SEM di Malaysia perlu tetap dibangun. ''Sehingga harapan saya mereka bisa memenangkan kompetisi. Walaupun ini baru pertama kali mereka akan mengikuti ajang kompetisi internasional, ini merupakan suatu proses keilmuan yang perlu kita hargai dan dukung,'' tegasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement