REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA–Mayoritas kebun binatang di Indonesia belum manusiawi merawat orangutan. Demikian hasil survei yang dilakukan Centre for Orangutan Protection.
''Hanya ada dua kebun binatang yang memiliki sarana yang cukup untuk melakukan konservasi orangutan,'' kata Hardi Bahdiyanto, koordinator kegiatan konservasi orangutan Centre for Orangutan Protection, Kamis (10/2). Keduanya adalah Taman Safari Grup dan Maharani Zoo Grup.
Survei dilakukan selama 23 bulan mulai April 2009 di 12 kebun binatang: Kebun Binatang Gembiraloka Yogyakarta, Kebun Binatang Surabaya, Kebun Binatang Taru Jurug Solo, Kebun Binatang Tamansari Bandung, Kebun Binatang Ragunan Jakarta, Batu Secret Zoo Malang, Maharani Zoo Lamongan, Taman Rekreasi Wersut Sugini Kendal, Taman Safari Bogor, Taman Safari Prigen Pasuruan, Kebun Binatang Banjarnegara, dan Taman Rekreasi Romensy Kartasura.
Ia mengatakan hanya Taman Safari dan Maharani Zoo yang menjalankan program konservasi orangutan yang memenuhi standar.
Kebun binatang yang memelihara orangutan, lanjutnya, diharuskan melakukan perawatan dan pengembangbiakan berdasarkan etika dan kaidah kesejahteraan satwa. ''Kenyataannya, tingkat kesejahteraan satwa justru sangat memprihatinkan. Kondisi kandang banyak yang tidak terawat, terlalu sempit, dan juga kandang tertutup tanpa disertai fasilitas penunjang seperti pohon atau tali untuk ayunan. Juga tidak ada makanan yang layak, sehingga mayoritas orangutan menjadi sangat kurus,'' kata Hardi.
Ia mengatakan pengelola kebun binatang tak cukup terbuka bila ditanya berapa orangutan yang dipelihara. ''Kalau ada yang mati diam saja, tetapi kalau ada orangutan yang lahir gembar-gembor itu hasil penangkaran,'' kata Hardi.