REPUBLIKA.CO.ID,BEKASI--Warga Kota Bekasi tak percaya kotanya mendapatkan penghargaan Adipura dari Presiden. Kota dipinggiran Jakarta ini dinilai belum layak menerima penghargaan itu karena masih rawan banjir dan pengangkutan sampah masih berantakan.
Salah seorang warga Kota Bekasi, Astarilo, mengaku masih belum percaya kotanya bisa meraih Adipura. Alasannya, masih banyak titik-titik rawan banjir di kotanya, seperti di wilayah Rawa Lumbu dan Narogong. ''Kota Bekasi mendapat Adipura seperti mimpi, saluran drainase masing kurang bagus dan menyebabkan banjir,'' kritiknya, Selasa (8/6).
Selain itu Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPST) dinilai masih kurang banyak. TPST hanya ada di tingkat kelurahan, bukan di tingkat RW. Pengadaan gerobak motor (baktor) pengangkut sampah pun hanya sampai pada tingkat kelurahan saja. Di tingkat RW hanya sedikit. ''Baktor pengangkut sampah memang masih terbatas, tiap kelurahan sudah ada sedangkan untuk RW baru beberapa saja,'' ujar Kepala Bidang Persampahan, Abi Hurairah.
Itu pun atas inisiatif warga untuk membeli sendiri Baktor untuk keperluan pengangkutan sampah. Di kota Bekasi terdapat 12 kecamatan dan 56 kelurahan. Selain itu, menurut pantauan Republika, masih banyak warga yang melakukan pembakaran sampah, seperti di wilayah Perumnas Dua Kayu Ringin, Jatibening, Pekayon, dan beberapa titik di tepi kali Bekasi.
''Saat ini kita memang fokus pada titik pantau Adipura saja tapi kedepannya akan ada pengadaan Baktor dan TPST hingga tingkat RW,'' janji Abi.