Sabtu 19 Jun 2010 05:51 WIB

Empat Tahun Tinggal Tepi Jalan, Nenek 75 Tahun Dibawa ke Panti

Rep: c31 / Red: Arif Supriyono

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR-- Seorang nenek renta, Malisah (75 tahun) asal Solo (Jateng) dievakuasi dari gubuknya yang ada di pinggir Jalan Raya Puncak Megamendung, Kabupaten Bogor, Jabar, Jumat (18/6) pagi. Di gubuk berukuran 2x3 m itulah Malisah tinggal selama empat tahun lalu.

Direktur Sosial Lanjut Usia pada Kementerian Sosial (Kemensos), Yulia Suhartini, yang datang ke lokasi evakuasi menyesalkan lambannya penanganan pemindahan nenek renta ini dari tempatnya oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor. "Keselamatannya sangat rawan karena letaknya tepat di pinggir jalan raya," kata Yulia.

Untuk makan, tuturnya, mungkin ada suplai dari warga dan pemilik warung sekitar sini. Beruntung dia masih sehat dan selamat, walau sudah empat tahun berada di gubuk ini.

Menurut Yulia, jika semua pihak mau melakukan langkah nyata, maka kejadian ini tidak terjadi. Adanya pemberitaan seputar keberadaan sang nenek, ternyata disikapi secara tidak serius oleh Dinas Sosial (Dinsos) Pemkab Bogor.

"Kalau hanya datang dan tanya mau pindah, nenek Malisah jawab tidak mau lalu pulang, apa gunanya dinsos. Harus ada langkah riil. Jika tidak mau, ada langkah berikutnya," kata Yulia.

Sebelum evakuasi nenek Malisah, Yulia mengaku, sekitar tiga minggu lalu, dirinya sudah mengutus tim beranggotakan empat orang, untuk melakukan pendekatan terhadap si nenek.

"Hasilnya, hari ini kami dapat melakukannya dengan baik. Memindahkan nenek ke panti Budi Dharma di Bekasi untuk penanganan lebih baik," ujar Yulia.

Ito Marsito (40 tahun), pemilik warung nasi yang berjarak kurang lebih 25 meter dari gubuk nenek Malisah, senang dengan evakuasi ini. "Setelah empat tahun hidup di gubuk yang disebutnya istananya itu, akhirnya nenek Malisah dipindahkan juga. Semoga lebih baik keadaannya di panti di Bekasi itu. Kasihan soalnya daripada telantar," kata Ito yang selama tujuh bulan memasok makanan untuk Malisah.

Menurut Ito, Malisah terdampar di Puncak karena diturunkan secara paksa oleh kondektur bus yang melaju dari Puncak ke Jakarta. Semula nenek itu hanya pakai payung di bawah pohon Mahoni. Tapi kemudian ada orang Arab yang kasihan dan membuatnya gubuk ini.

"Kalau untuk makan warga sini yang kasih. Kadang pengguna jalan yang lewat juga ikut memberi makan," kata Jajang, staf Desa Cipayung.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement