REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Dari 587 wilayah rukun warga (RW) di Jakarta Barat, 97 di antaranya masih termasuk daerah kumuh. Ada sebanyak 66 RW yang termasuk kategori kumuh ringan dan 32 RW termasuk kumuh berat.
Beberapa di antaranya adalah: RW 03, 09, dan 10 Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, RW 03 Cengkareng Timur, RW 02 Kelurahan Kedaung Kali Angke Kecamatan Cengkareng, RW 02 Semanan Kecamatan Kalideres, dan RW 02 Kebon Jeruk. Wali Kota Jakarta Barat, Djoko Ramadhan, mengatakan hingga saat ini, daerah Cengkareng, Kalideres, dan Tambora memang tercatat memiliki daerah kumuh terbanyak dibandingkan lainnya.
Menurut wali kota, RW kumuh bisa menimbulkan degradasi lingkungan. "Akibatnya, tidak ada ruang terbuka hijau, sanitasi hancur, jarak antar rumah tidak ada, hingga rentan terhadap penyakit dan kebakaran," katanya Senin (21/6) di Jakarta.
Ia mengatakan untuk menjadikan satu wilayah tidak lagi kumuh, bukan hanya tanggung jawab satu sektor. Ada tiga hal yang perlu diperbaiki yaitu infrastruktur, ekonomi, dan sosial budayanya.
Pemkot Jakbar melalui Suku Dinas Perumahan mengupayakan untuk melakukan pembenahan terhadap RW kumuh tersebut. Salah satunya dengan program pembenahan RW kumuh yang telah dicanangkan 2007 silam. Targetnya, setiap tahun ada 2-3 RW yang bakal dibenahi.
Salah satu RW yang termasuk kumuh berat adalah RW 02 Kedaung Kaliangke, Cengkareng. Daerah ini tidak memiliki celah untuk cahaya matahari. Bangunan satu dan lainnya saling berhimpitan. Bahkan jalan lingkungan di RW tersebut sebagian besar hanya cukup untuk dua orang dan tidak bisa dilewati kendaraan roda dua.
Begitu pula di Tambora yang menjadi wilayah penduduk terpadat se-Asia Tenggara. Beberapa bangunan berdiri di atas saluran air sehingga terpaksa dibongkar. Tak hanya itu, banyak anggota kepala keluarga yang berbagi sumur untuk mandi cuci kakus (MCK).