REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR--Sebanyak 24,2 persen warga Bogor mengalami risiko psikososial. Angka ini jauh lebih tinggi dari angka nasional yang hanya 11,6 persen. Sedang 0,4 persen warga Bogor yang mengalami gangguan jiwa berat.
“Jadi satu dari empat orang Bogor mempunyai risiko psikososial,” jelas Dr Erna, Kepala Puskesmas Sindang Barang saat ekspose dari Kader Kesehatan Jiwa tentang Program Kesehatan Jiwa, Selasa (2/3).
Masalah kesehatan jiwa merupakan masalah yang cukup serius, walaupun tidak menyebarkan kematian. Ganguan jiwa bisa menyebabkan penderita mengalami sejumlah dampak yang sangat serius. Mulai dari perilaku kekerasan (terhadap diri sendiri, keluarga, atau masyarakat), dan tekanan pada keluarga (psikis, sosial, dan ekonomi). Penyakit jiwa juga bisa berakibat hilangnya usaha produktif (ekonomi), karena sebagian besar adalah usia produktif (17 – 50 tahun) dan pencari nafkah utama keluarga.