REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Polisi mabuk minuman keras berinisial D menembak seorang warga di Jl Persahabatan Utara. Korban, Timung, terluka di paha kiri akibat timah panas.
"Saya kaget mendengar letusan senjata api," ungkap penjaga keamanan Wisma Aini, Franky alias Ongen, Kamis (1/7) malam. Peristiwa itu terjadi sore hari sekitar pukul 17.30, di hari polisi merayakan HUT Bhayangkara ke-62.
Ongen tidak mengira lelaki gendut botak dengan tinggi tubuh sekitar 150 sentimeter itu mengeluarkan timah panas dari pistol revolvernya. D pertama kali menembak ke atas seperti memberi peringatan kepada para penjahat. Tembakan kedua langsung diarahkan ke korban yang menjadi bos bengkel ketok magic di samping Kali Alu-Alu, Rawamangun, Jakarta Timur.
Ongen mengaku tidak mengetahui kenapa tiba-tiba D menembak. "Dia memang mabuk bersama empat orang temannya," tutur ongen sambil duduk di depan pos jaga Wisma Aini pukul 20.00 WIB.
Sempat dia mengobrol dengan karyawan bengkel Timung. Mereka juga tidak mengetahui penyebab polisi berdarah Papua berpakaian hitam itu menembak. "Kami sibuk ngelas," jelas Oneng menuturkan keterangan karyawan Timung. Karyawan Timung sudah meninggalkan lokasi kejadian.
Ketika melihat wartawan datang mereka langsung lari terbirit-birit ketakutan seperti akan ditangkap.
Penjaga keamanan itu mengaku tidak mengenali pelaku. Namun demikian, dia mengetahui D terkadang mabuk bersama teman-temannya. Bisa jadi, tambahnya, pelaku sedang memiliki masalah pribadi. "Tetapi harus dilampiaskan pada tempatnya, tidak sembarangan seperti itu," imbuh lelaki berdarah Ambon itu kesal.
Ongen mengatakan, kebiasaan mabuk itu meresahkan, sebab mereka tertawa terbahak-bahak dan kerap berbicara ngelantur. Wajah mereka pun tidak seperti biasa, karena mata menjadi merah dan hilang kesadaran.
Pelaku sempat menginjakkan kaki di Rumah Sakit Persahabatan, Rawamangun, Jakarta Timur. Di area parkiran sepeda motor, D sempat bersitegang dengan sekitar 10 polisi tidak berseragam. "Saya ini polisi," teriaknya seraya menolak untuk dibekuk dan memukul-mukul dada. Sempat seorang polisi merangkulnya untuk meredam amarah. Namun, D menampar anggota badan polisi tersebut hingga terpental satu meter.
Dia marah karena dihina berkulit hitam oleh salah seorang di parkiran itu. D langsung dijauhi dari si penghina agar tidak terjadi bentrokan fisik. Dia juga berteriak-teriak menunjukkan luapan emosinya. D juga sempat memegang senjata revolvernya yang sempat terlempar ke kolong sepeda motor.
Dalam situasi gelap, dia ambil kembali pistol itu dan digenggamnya lagi. Saat itu dua orang polisi merangkul dan membawanya ke sebuah mobil untuk diamankan. Dia dikawal agar luapan emosinya tidak sampai kembali melepaskan timah panas. Sekumpulan wartawan mencoba untuk mendekati D, namun dihalangi seorang polisi berambut gondrong pirang sepunggung dan berkemeja biru langit.
Sementara korban, dirawat di ruang ICU. Kondisinya lemah terbaring memejamkan mata. "Saya masih sakit," ujarnya ketika hendak diwawancarai. Warga sekitar Wisma Aini itu kakinya diperban dan dipasangi penyangga dari kayu untuk memudahkannya berjalan.
Di lokasi kejadian, tidak ditemukan bercak darah akibat tembakan. Sebuah kain lap berwarna merah dan dikerumuni semut tergeletak di sekitar bengkel. Botol-botol minuman keras juga sudah dikembalikan para pegawai bengkel ke toko yang menjual minuman keras.
Saat ini, belum ada keterangan resmi dari Polres Jakarta Timur terkait insiden di hari ulang tahun Bhayangkari itu. Sempat Kasatreskrim Polres Jakarta Timur, Komisaris Nicolas A Lilipaly mengunjungi korban. Namun, dia enggan mengomentari kasus tersebut.