REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--PT Mass Rapid Transit (MRT) akan menggandeng dua badan usaha milik daerah (BUMD) DKI Jakarta untuk membangun lima stasiun transit moda angkutan rel MRT.
Direktur Fungsi Korporasi PT MRT Jakarta, Eddi Santosa, di Jakarta, Rabu mengatakan dua BUMD tersebut yaitu PT Jakarta Tourisindo dan PD Pasar Jaya yang akan membangun stasiun transit berbasis "transit oriented development" (TOD).
Eddi mengatakan pihaknya menggandeng dua BUMD karena pembangunan rute tahap pertama moda angkutan MRT yaitu Lebak Bulus - Hotel Indonesia melewati lahan milik mereka.
Dalam kerjasama tersebut, PT Jakarta Tourisindo akan membangun satu stasiun transit pada lahan miliknya seluas 1,2 hektar di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan dengan fasilitas bisnis lengkap.
Sementara PD Pasar Jaya yang memiliki saham PT MRT Jakarta sebesar 0,5 persen akan membangun empat stasiun transit yang berlokasi di Pasar Cipete, Pasar Blok A, Pasar Blok M dan Pasar Bendungan Hilir.
Eddi mengatakan PT MRT mengajukan usul lokasi stasiun transit di lahan milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, meski nantinya yang menentukan adalah Dinas Tata Ruang DKI.
"Hal itu kami lakukan agar sinkronisasi bisa efektif dan efisien. Sekaligus juga bisa mengembangkan kegiatan bisnis BUMD, karena mereka ikut dalam kerja sama pengembangan stasiun transit ini," katanya.
Usulan PT MRT tersebut juga menyesuaikan syarat pembangunan lokasi TOD secara teknis yang harus sesuai dengan ketentuan tata ruang, ketersediaan lahan, tingkat jumlah penumpang, kebutuhan fasilitas, dan lokasinya maksimal berjarak 100 meter dari stasiun yang dilewati.
"Artinya, lokasi milik BUMD yang akan dikembangkan menjadi stasiun transit atas usulan PT MRT Jakarta cukup memadai," tambah Eddi. PT MRT sendiri masih membuka kesempatan kerjasama kepada BUMD atau pihak swasta lain yang memiliki lahan di sepanjang rute jalur MRT.
Sedangkan Direktur PD Pasar Jaya Djangga Lubis mengatakan pihaknya siap bekerjasama dengan PT MRT membangun stasiun transit.
Dengan pembangunan stasiun transit MRT diharapkan dapat memperbaiki kualitas di empat pasar tradisional di Jakarta yang selama dicitrakan sebagai kawasan yang kumuh dan becek.
Sebelumnya, Dinas Tata Ruang DKI menyebutkan sedikitnya ada lima stasiun dari 12 stasiun MRT yang akan sesuai konsep pengembangan berorientasi transit [transit oriented devetopment/TOD) utama dalam pembangunan MRT Tahap I. Kelima kawasan yang akan dijadikan TOD maksimum itu yaitu Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete, Blok M, dan Dukuh Atas.
Tiga stasiun lainnya yakni Senayan, Istora, dan Bendungan Hilir akan dikembangkan dengan pola TOD atau konsep pengembangan medium, sementara empat stasiun sisanya yakni Haji Nawi, Blok A, Sisingamangaraja dan Setiabudi akan dikembangkan dengan konsep TOD minimum.