REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR-—Sepuluh hari menjelang Idul Fitri 1431 Hijriah, pedagang kaki lima (PKL) musiman mulai membanjiri sekitar stasiun Kota Bogor, Jabar. Akibatnya, kemacetan pun terjadi di depan stasiun Kota Bogor, sepanjang Jalan Nyi Raja Permas dan Jalan Dewi Sartika, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.
Lapak-lapak PKL musiman ini memenuhi hampir setengah badan jalan. Keadaan yang semrawut semakin diperparah dengan angkot yang berhenti sembarangan, becak yang beroperasi melawan arah, dan bongkar muat barang dagangan. Jalan Nyi Raja Permas merupakan kompleks perdagangan barang grosiran.
Macet di kedua ruas jalan ini tidak seperti biasanya. Masyarakat bisa terjebak kemacetan lebih dari 30 menit hingga satu jam. Bahkan seorang penumpang angkot --saking tidak tahan berlama-lama di kemacetan-- memilih turun dari angkot 03 jurusan Bubulak–Terminal Baranangsiang.
“Terlalu panjang macetnya, tidak jalan-jalan angkotnya dari tadi. Lebih baik turun saja terus jalan kaki,” kata Ami, seorang warga Bogor yang berada di angkot 03.
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Bogor, Achmad Syarief, mengatakan jalur angkot 02 jurusan Bubulak-Sukasari dan angkot 03 dialihkan. “Untuk kedua angkot, jalurnya kini tidak lewat Jalan Nyi Raja Permas dan Jalan Dewi Sartika lagi tapi melalui Jalan Kapten Muslihat. Ini dikondisikan hingga pascalebaran,” kata dia Jumat (3/9).
Sementara itu penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) dari Satpol Pamong Praja Kota Bogor, Bugi Setianto, mengatakan sudah mulai melakukan razia terhadap PKL musiman. “Kami sudah pantau keberadaan PKL di beberapa titik, seperti Pasar Bogor, Jalan Otista, Jalan Empang, Jalan Sawo Jajar, dan Jalan Merdeka. Kami sudah berkoordinasi juga dengan kepolisian,” tuturnya.
Namun hasilnya tidak optimal karena terbukti hingga Jumat (3/9) PKL masih bertebaran di Jalan Nyi Raja Permas dan Jalan Dewi Sartika. Tidak satu pun petugas yang mengatur lalu lintas di sana. Keberadaan PKL musiman tidak menutup kemungkinan akan bertambah hingga malam takbiran.