REPUBLIKA.CO.ID,
JAKARTA – Sejumlah 15 rumah terbakar di kawasan padat penduduk, Kramat Pulo, Jakarta Pusat, terbakar, Ahad (19/9) dini hari. Puing-puing bangunan berserakan di lokasi tanah yang luasnya hampir seribu meter persegi.
Kebakaran yang terjadi di Jl Pulo Gundul Gang 14 RT 10/04 itu merugikan 26 Kepala Keluarga dan 112 jiwa. Total kerugian diprediksi mencapai lebih dari Rp 500 juta. Di lokasi kejadian, warga banyak yang memunguti sisa-sisa bangunan yang masih bisa dijual. Tampak juga almari baju hingga kasur tempat tidur hangus terbakar.
Seorang warga, Sumartono, menjual seng-seng atap rumahnya kepada pengumpul besi tua. “Hanya dapat Rp 200 ribu,” terangnya. itu adalah uang terakhir yang dimilikinya. Selain itu, harta benda ayah tiga orang anak itu musnah terbakar.
Rumahnya seluas 30 meter persegi dilumat si jago merah sejak dini hari. Ketika itu dia sedang tidur beristirahat di rumah. Tiba-tiba dia mendengar warga berteriak kebakaran. Mendengar teriakan itu, dia langsung bangun dari tidur dan berjalan keluar rumah. “Api sudah membesar tidak jauh dari lokasi rumah,” paparnya.
Dia langsung berlari bersama puluhan warga lainnya mencari sumber air. Air di penampungan bak kamar mandi, selokan, dan dari keran-keran rumah warga digunakan untuk memadamkan api. Warga berestafet membawa ember menyirami si jago merah yang sudah berkobar menyambar rumah warga sekitar.
Puluhan mobil pemadam kebakaran juga langsung tiba dilokasi tidak lama setelah kejadian. Mereka mencari sumber air dari kali setempat dan langsung menyemperotkan air ke rumah warga yang terbakar.
Api diduga berasal dari rumah warga, Siswanto. “Di rumahnya terjadi arus pendek dari kipas angin,” terang Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Senen, Inspektur Dua Suratmo, saat dihubungi. Dia mengatakan saat ini pria 38 tahun itu bersama seorang warga, Rahmat, dimintai keterangan di kantornya. Rahmat, terang Suratmo melihat api pertama kali.
Pada pukul 3.00 WIB dini hari, kurang dari 10 orang warga sedang mengaji. “Tiba-tiba kami melihat nyala api,” terang Ketua RT 10/RW 4, Ridaryanto. "Karena rumah banyak yang terbuat dari kayu jadi cepat menyebar. Dia menambahkan, kebakaran ini adalah yang ketiga kalinya sepanjang tahun 2010.
Sebelumnya, api membakar sebagian rumah penduduk, namun tidak sehebat sekarang ini. “Kebakaran sekarang ini betul-betul menyengsarakan kami,” paparnya. Nurhadi, 28, salah seorang korban kebakaran mengatakan saat kebakaran terjadi, dirinya hanya sempat menyelamatkan anak dan istri.
"Saya dibangunkan istri sekitar pukul setengah empat,” ungkapnya. Dia langsung membawa anak empat orang anaknya keluar. Kalau tidak dibangunkan dirinya sudah ikut terbakar. Hampir senada dengan Marwah, 49, yang mengetahui ada kebakaran pada pukul 03.30 WIB. "Saya merasakan panas,” terangnya. ketika keluar rumah banyak warga yang berteriak meminta tolong.
Dia mengatakan banyak warga yang tidak sempat menyelamatkan satupun barang berharganya. "Semuanya terbakar, ijazah semua hangus, seragam sekolah anak juga ikut terbakar," tutur Nurhadi. Dia juga meminta pemerintah segera menyediakan tempat tinggal sementara bagi keluarga korban kebakaran. Sebab, sebagian besar rumah yang terbakar adalah milik sendiri. Dia mengatakan saat ini banyak warga yang menumpang di rumah kerabat sekitar Jabodetabek.