Kamis 07 Oct 2010 21:56 WIB

Kapolda Metro Jaya yang Baru Siap Berantas Premanisme

Rep: Antara/ Red: Budi Raharjo

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Inspektur Jenderal Po. Sutarman siap melanjutkan program dan tongkat kepemimpinan dari Komisaris Jenderal Pol. Timur Pradopo sebagai Kepala Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya (Kapolda Metro Jaya). "Pada prinsipnya pimpinan boleh berganti tapi program harus berlanjut," kata Sutarman saat acara pisah sambut di Markas Polda Metro Jaya, Kamis (7/10).

Ia siap melanjutkan program Timur dengan menciptakan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat yang kondusif. Jenderal polisi bintang dua itu menegaskan akan menindak aksi premanisme yang menjadi penyakit masyarakat dan menangkap pelaku pelanggaran yang mengganggu ketentraman.

Langkah konkritnya melakukan penangkapan terhadap siapapun yang melakukan tindak pidana termasuk preman termasuk anggota kepolisian yang berbuat kesalahan. Mantan Kapolda Jawa Barat itu memprioritaskan penyelesaian penanganan beberapa kasus yang masih berjalan melalui pencarian alat bukti, data dan keterangan saksi. "Kita akan dorong beberapa kasus agar segera melimpahkan berkasnya ke kejaksaan," ujar Sutarman.

Sementara itu, Komisaris Jenderal Pol. Timur Pradopo menyatakan serah terima jabatan untuk pergantian Kapolda merupakan hal biasa bagi anggota Bhayangkara untuk melaksanakan tugasnya. "Ini bentuk regenerasi kepolisian," ucap jenderal polisi bintang tiga itu.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri melakukan pergantian terhadap Irjen Pol. Timur Pradopo sebagai Kapolda Metro Jaya menjadi Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan. Sementara itu, Kapolda Jawa Barat Irjen Pol. Sutarman menggantikan Timur menjadi Kapolda Metro Jaya. Selain itu, Kapolri juga melaporkan kenaikan pangkat Timur Pradopo dari Irjen Pol. (jenderal bintang dua) menjadi Komjen (jenderal bintang tiga).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement