REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA --Farel Restu, mahasiswa Universitas Bung Karno angkatan 2008, diduga terkena tembakan di bagian kaki. Dia diduga mengabaikan peringatan petugas yang sudah berkali-kali memperingatkan untuk bubar saat demo setahun kepemimpinan SBY-Boediono di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu (20/10)
Dia dilarikan ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Salemba, Jakarta Pusat, menggunakan mobil milik Lembaga Bantuan Hukum Jakarta. Di ruang gawat darurat, kakinya yang terluka langsung diperban. Sementara, Tiga orang pendemo diamankan Mapolres Jakarta Pusat. Mereka diduga melawan saat didamaikan petugas kepolisian. "Namun mereka dibebaskan," terang Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Boy Rafli Amar.
Kericuhan terjadi saat petugas kepolisian membubarkan aksi mahasiswa yang memblokir jalan. Polisi sudah berusaha membubarkan mahasiswa dengan menggunakan gas airmata. Namun tidak lama setelah itu mereka kembali berkumpul dan bentrok dengan petugas. Aksi mereka menyebabkan kemacetan sepanjang Jl Diponegoro, Menteng.
Mahasiswa dan petugas kepolisian saling dorong. Mahasiswa terus didesak untuk masuk ke Jalan Kimia. Namun mereka terus melawan. Petugas sempat mundur dan mahasiwa kembali menguasi jalan. Para demonstran sempat melemparkan batu ke arah petugas. Merasa terdesak, polisi pun mengeluarkan tembakan peringatan. Massa berhamburan ke berbagai arah. Ada yang ke Jalan Kimia, Jalan Borobudur dan beberapa jalan di sekitarnya.
Peristiwa itu mengakibatkan pengendara kendaraan bermotor tidak bisa melintasi Jalan Diponegoro. Jl Surabaya, jalan menuju Halimun, dan Jl Tambak juga padat. Kendaraan bermotor terlihat mengular terjebak kemacetan di jalan-jalan tersebut. Polisi kemudian mengalihkan arus lalu lintas ke Jalan Kimia dan Jalan Borobudur.
Boy mengatakan yang dibawa ke Rumah Sakit Cipto memang terluka di bagian kaki, tetapi belum dipastikan apakah tertembak atau tidak. "Nanti, tunggu hasil visum," terangnya. Boy mengatakan pria itu diduga terjatuh. Boy mengatakan demonstran di Jl Diponegoro sudah mendekati anarkis karena berani memblokir jalan. "Mereka juga menyerang dengan bambu," paparnya.
Seorang anggota kepolisian, Ajun Komisaris Suraji mengalami luka ringan akibat pukulan bambu. Menurut Boy hal itu jelas membahayakan petugas kepolisian. Boy juga mengatakan petugas propam menyelidiki apakah tembakan petugas di lapangan sudah sesuai prosedur atau tidak. Selama demo berlangsung, pihak kepolisian mempersilahkan demonstran berorasi. "Sayangnya, ada perlawanan. Namun demikian, kita terus berupaya persuasi," ujar Boy.
Polisi mengamankan tujuh orang. Lima orang pencopet di sekitar istana negara. Dua lainnya adalah demonstran yang melempar batu dan melawan petugas. Satu kompi personel kepolisian terus berjaga-jaga di sekitar Jl Diponegoro. Sejumlah 2.800 personel berjaga-jaga di sekitar istana negara.
Powered by Telkomsel BlackBerry?