REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Polisi belum menetapkan tersangka dalam insiden penyerangan kendaraan pengurus PSSI. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Baharudin Djafar, mengatakan polisi sedang mengejar lima orang yang diduga pelaku penyerangan. Dia menyebut oknum berinisial E di balik penyerangan tersebut.
"Selain E, ada empat orang lagi yang melakukan pengerusakan," kata Baharudin, Senin (7/3). Ia menambahkan E berperan besar dalam aksi penyerangan.
Sebelumnya, polisi mengamankan 11 orang yang berada di lokasi kejadian. Mereka masing-masing berinisial TH, M, DT, AT, KY, RT, RR, OF, RT, RH, dan AHM.
Baharudin mengatakan mereka telah dibebaskan. Polisi belum memiliki bukti yang kuat untuk menahan mereka. Dari hasil pemeriksaan sementara, Baharudin menjelaskan bahwa mereka tidak terlibat langsung dalam penyerangan.
Berdasarkan keterangan yang berhasil dihimpun, Baharudin menyebutkan bahwa E menyewa kesebelas orang itu untuk mengamankan Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid. Beberapa dari mereka telah melakukan pengamanan saat rapat dengar pendapat PSSI dengan Komisi X DPR. "Diberi Rp 300 ribu sampai Rp 700 ribu," ungkap Baharudin.
Di sisi lain, lanjut Baharudin, beberapa orang yang sempat diamankan polisi menyatakan E terlibat penyerangan tersebut. Hal itu diperkuat video rekaman yang diambil para awak media.
Mobil milik Direktur Utama Liga Indonesia, Andi Darusalam, diserang beberapa orang di Kantor KONI, Jakarta, Jumat (4/3) sore. "Diparang dan dipecahkan kaca belakangnya," kata Kapolsek Tanah Abang, AKBP Simamora, beberapa jam pasca kejadian.
Kejadian itu terjadi pukul 16.10 WIB. Sekelompok orang menyerang sebuah mobil Alphard hitam bernomor polisi B 258 ADS milik Andi Darussalam Tabusalla. Saat penyerangan, empat orang berada di dalam mobil. Menurut Baharudin, mereka adalah Andi Darussalam, seorang staf, pengemudi dan pengawalnya. Polisi mengeluarkan dua tembakan peringatan untuk mengendalikan kelompok penyerang.