Kamis 27 May 2010 04:04 WIB

AS-Indonesia Jalin Kerja Sama Penelitian Kelautan

Rep: c13/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemerintah Indonesia menandatangani perjanjian kerjasama penelitian di bidang kelautan dengan Amerika Serikat. Penandatanganan nota kerjasama tersebut dilakukan di Muara Baru, Jakarta Utara, Rabu (26/5) oleh Kepala Badan Riset Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Gellwyn Jusuf dan Duta Besar AS untuk Indonesia, Cameron Hume.

Menteri Perdagangan AS, Gary Locke yang turut menyaksikan penandatanganan nota kerjasama, mengatakan penelitian ini sangat penting bagi kedua negara. Dia mengatakan, pasokan ikan dari Indonesia ke AS sangat tinggi. "Orang Amerika sangat suka ikan tuna," ujar Locke.

Locke menuturkan, penandatanganan "Indonesia-US Exploration Partnership" itu diharapkan dapat mengetahui kekayaan yang lebih dalam dari lautan di Indonesia. Selain itu, dengan adanya penelitian bersama ini, adalah langkah untuk melindungi spesies yang terancam punah, seperti penyu, ikan hiu, dan tuna.

Menko Kesra, Agung Laksono yang turut menyaksikan penandatanganan kerjasama, mengatakan, hal ini dapat berimplikasi positif pada kondisi perekonomian indonesia. Dia mengatakan, AS adalah salah satu negera pengekspor tuna dari Indonesia. "Yang penting, bagaimana kita menyiapkan stok tuna secara kontinyu," ujarnya. Turut hadir dalam penandatanganan ini adalah Menristek Suharna Suryapranata.

Dalam kerjasama itu, pihak Amerika akan mendatangkan kapal milik National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) yang akan bekerja bahu-membahu dengan kapal Baruna Jaya 4. NOAA Liaison officer, David McKinnie mengatakan, penelitian tersebut akan dilakukan di Sangihe Talau. Tempat itu dipilih sebagai lokasi penelitian karena faktor geologisnya. "Di sana banyak tempat yang secara geologi masih aktif," ujarnya. Diharapkan, dengan adanya efek geologis tersebut, pihaknya dapat menemukan spesies-spesies baru.

Sementara itu, Direktur Teknologi Sumberdaya Lahan Wilayah dan Mitigasi Bencana BPPT, Ridwan Djamaluddin mengatakan kapal Baruna Jaya 4 adalah kapal penelitian paling modern yang dimiliki Indonesia. "Di dalamnya terdapat fish finder, dan jaring penangkap ikan yang mampu menangkap ikan hingga kedalaman 1.000 meter," terang Ridwan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement