REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM--Pemerintah Jerman memberikan bantuan sebesar Rp3,5 miliar untuk pembuatan biogas di Nusa Tenggara Barat. "Pembuatan biogas dari kotoran ternak tersebut akan disebar di 500 titik baik di Pulau Lombok dan Sumbawa," kata Kepala Regional Lingkungan Hidup Bali-Nusa Tenggara, H Sudirman, kepada wartawan, di Mataram, Kamis (22/7).
Biogas merupakan hasil fermentasi kotoran ternak, selain mampu menyuplai energi listrik, pemurnian biogas itu juga bisa digunakan sebagai pengganti bahan bakar. Sudirman yang berada di Mataram mendampingi pejabat dari Kantor Pusat Pengelolaan LH Regional Jawa mengatakan sebelumnya proses pembuatan biogas lebih banyak dipusatkan di Bali.
"Karena Bali sudah berhasil mengembangkan biogas, pada 2010 dialihkan ke Nusa Tenggara Barat (NTB), apalagi daerah ini memiliki kotoran ternak cukup banyak baik sapi maupun kuda," katanya. Ia mengatakan biogas tersebut bisa digunakan untuk memasak serta penerangan, dan setiap titik cukup membutuhkan kororan ternak dari dua ekor sapi.
"Dengan adanya biogas tersebut diharapkan dapat membantu masyarakat mengatasi kelangkaan bahan bakar minyak tanah untuk memasak," katanya. Masyarakat NTB termasuk Kota Mataram kekurangan bahan bakar minyak tanah untuk memasak, sehingga terpaksa mengguakan kayu bakar.
Menurut Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kota Mataram H Mutawalli sudah ada dua lokasi proses pembuatan biogas, yakni di Moncok dan Pejarakan. Listrik di daerah itu mampu menyala selama empat jam. "Dengan adanya rencana pembangunan biogas pada 500 titik termasuk di Kota Mataram, akan membantu masyarakat terutama warga kurang mampu menikmati listrik," katanya.