REPUBLIKA.CO.ID,BANTUL -- Sekurangnya lima rumah di Wukirsari, Desa Girimulyo, Imogiri, Bantul, rusak retak-retak parah akibat gempa bumi 5.0 SR yang menggoncang Bantul Sabtu malam lalu.
Di kawasan ini, setidaknya 20 rumah lainnya rontong gentengnya. Tak ada korban luka maupun jiwa pada kejadian ini.
Sepanjang pagi hingga siang kemarin, para petugas dari bagian Pengendalian Operasi di Kesbangpolinmas, Bantul, masih melakukan pendataan kerusakan dengan memeriksa satu per satu rumah-rumah penduduk yang dilaporkan mengalami kerusakan akibat tersebut.
Petugas Kesbanglinmas, Subarda, yang memimpin pendataan itu belum dapat mengeluarkan data kerusakan secara pasti. ''Petugas kami masih di lapangan untuk mengecek kondisi rumah yang dikabarkan rusak,” kata Subarda, Ahad siang.
Selain itu, kerusakan juga dilaporkan terjadi pada bangunan RSUD Wirosaban, Kota Yogyakarta. Setidaknya, dinding ruang Intensive care unit retak di beberapa tempat.
''Kami sudah memerintahkan untuk pengecekan struktur bangunan secara menyekuruh, jika memang harus ada yang diperbaiki, maka harus segera dilakukan. Tapi kerusakan itu tak menggangu kegiatan rumah sakit secara keseluruhan,'' kata Mulyo Hartono, direktur RSUD Wirosaban.
Terpisah, Sekda Bantul Gendut Sudarta mengatakan Pemkab berusaha akan membantu para korban gempa ini, baik itu untuk perbaikan rumah maupun pembiayaan rumah sakit untuk sejumlah korban luka.
Menurut dia, dana bantuan itu akan diambil dari APBD -- yakni dari pos anggaran tak terduga. Ia mengatakan bantuan ini akan disalurkan secara selektif dengan prioritas mereka yang tak mampu, mengingat terbatasnya anggaran tak terduga tersebut.
Menurut dia, saat ini Pemkab masih mempunyai anggaran tak terduga yang sampai Desember 2010 jumlahnya masih Rp 1 miliar. Hingga siang kemarin, RSU Panembahan Senopati, Bantul, telah menerima enam korban lukan akibat gempa tersebut.
Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSUD Panembahan Senopati, dr Gandung Bambang Hermanto, mengatakan sekurangnya enam orang warga Bantul harus dirawat di rumah sakit di RSU Panembahan Senopati, Bantul.
Mereka umumnya mengalami patah tulang, karena terjatuh saat gempa bumi 5.0 SR menguncang rumah-rumah mereka Sabtu malam lalu. Dua orang diantaranya diperbolehkan menjalani rawat jalan karena cedera mereka tak separah korban lainnya. ''Empat orang harus rawat inap karena harus menjalani operasi, sedang dua lainnya diperbolehkan pulang setelah mendapatkan perawatan,'' kata Gandung, Minggu.
Gandung menjelaskan umumnya korban gempa ini mengalami patah tulang karena terjatuh, saat dalam kondisi panik berusaha lari ke luar dari rumah mereka. Umumnya para pasien ini adalah warga lanjut usia.
''Mereka ada yang terjatuh dari tangga saat berlari, atau terjatuh karena bertabrakan dengan penghuni rumahnya lainnya yang saat itu juga berusaha lari keluar rumah karena ketakutan akibat guncangan gempa tersebut,'' kata Gandung.
Salah satu warga itu, kata Gandung, bernama Isma Silah, yang terjatuh di tangga rumah saat hendak keluar rumahnya. Para korban ini, kata Gandung, masih dalam keadaan trauma. Mereka akan segera dioperasi begitu kondisi psikologinya membaik. Menurut Gandung, umumnya pasien ini masih mengalami ketakutan dengan pengamalam mereka saat gempa bumi Mei 2006 lalu.