REPUBLIKA.CO.ID,SOLO--Dinas Pertanian (Dispertan) Solo memperketat pengawasan pasokan daging sapi dan kambing dari luar kota. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko adanya daging glonggongan dan kasus pemalsuan yang biasanya marak beredar menjelang lebaran.
Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Solo, Weni Ekayanti memprediksi permintaan daging sapi dan kambing menjelang Lebaran akan naik 30 hingga 50 persen. Padahal pada hari biasa, permintaan daging di Kota Solo sudah cukup tinggi yakni 4,1 ton perhari. Dari jumlah permintaan tersebut, Rumah Pemotongan Hewan (RPH) baru bisa memasok 3,3 ton daging.
“Sisanya yang 800 kilogram, kita dapatkan dari luar kota. Untuk yang dari RPH, sudah bisa kita pastikan kualitasnya, sehingga yang perlu diwaspadai pasokan dari luar, “ terangnya di Balaikota Solo, Senin (23/8).
Weni mengakui sampai saat ini pihaknya belum membatasi jumlah pasokan daging sapi dari luar Kota Solo seperti Sukoharjo, Boyolali, maupun Sragen. Akan tetapi pihaknya akan memperketat proses pemeriksaan daging yang masuk ke Kota Solo. “Kita perketat pemeriksaan daging dari luar kota dengan rutin setiap hari melakukan pemeriksaan daging di pasar-pasar. Setiap pekan, petugas lab keliling juga melakukan pemeriksaan ke setiap pasar, “ terangnya.
Menjelang lebaran ini, Weni mengaku pihaknya juga memperketat pengawasan daging bersama pihak Pemerintah Provinsi. Tim tersebut akan melakukan razia daging di sejumlah pasar tradisional. Weni menyebutkan terdapat sekitar 25 pasar di Kota Solo yang mendistribusikan daging. “Kita akan fokuskan pemeriksaan pada pasar-pasar yang menjual daging dan daerah pemotongan hewan, “ terangnya.
Selain daging Sapi dan Kambing, Weni mengatakan pihaknya juga akan mengintensifkan pemeriksaan daging Ayam. Permintaan daging Ayam di Kota Solo sendiri cukup besar yakni mencapai 5000 ekor perhari. Sedangkan sebelumnya, Dispertan berhasil menemukan 5 kg daging ayam busuk di Pasar Legi, dalam razia yang dilakukan Selasa (10/8) lalu.
Weni mengungkapkan munculnya fenomena peredaran daging glonggongan maupun ayam tiren dikarenakan faktor permintaan pasar yang meningkat. Sedangkan stok daging dari pemotongan di Dispertan sendiri belum mencukupi kebutuhan daging di Solo. Karena itu, pasokan daging dari luar Solo kemungkinan juga akan ikut meningkat.
Untuk itu, pihak Dispertan melakukan sosialisasi dua arah yakni kepada pedagang dan pembeli untuk menghindari beredarnya kasus pemalsuan daging. “Pedagang daging yang dipalsukan akan kita sanksi. Kalau kedapatan jual daging tidak layak, akan kami sita. Sebaliknya juga pada pembeli, kita himbau hangan tergiur harga yang murah, “ ujarnya