Kamis 16 Sep 2010 04:21 WIB

Logistik untuk Pengungsi Sinabung Mulai Menipis

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN--Stok kebutuhan bagi pengungsi letusan Gunung Sinabung di Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara, mulai menipis, dan dikhawatirkan menjadi masalah karena belum ada kepastian mengenai kondisi gunung itu. Secara umum, kata Sekretaris Daerah Karo Makmur Ginting dalam rapat evaluasi di Kabanjahe, Tanah Karo, Rabu, status tanggap darurat kedua akan berakhir pada 24 September 2010.

Namun, pemda belum dapat mengembalikan pengungsi ke masing-masing desa karena Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) belum memberikan kepastian mengenai kondisi gunung itu.

Pemda Karo mulai melihat kemungkinan sejumlah masalah baru terkait semakin menipisnya jumlah logistik bantuan yang akan didistribusikan kepada pengungsi. Makmur mencontohkan stok beras yang hanya mampu bertahan hingga 90 hari ke depan serta sisa dana bantuan dari berbagai instansi, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dengan total Rp4,3 miliar.

Jika dibelanjakan, dana sebesar Rp4,3 miliar itu hanya mampu membantu pemenuhan kebutuhan pengungsi yang berjumlah lebih 26 ribu orang. Demikian juga dengan persediaan obat-obatan untuk pengungsi di berbagai posko kesehatan yang hanya mampu bertahan hingga dua bulan ke depan.

"Untuk obat-obatan khusus, persediaannya hanya bertahan untuk dua minggu. Sementara waktu pengungsian tidak tahu kapan berakhir," katanya tanpa menyebutkan nama obat-obatan khusus itu. Masalah lain, kata Makmur menambahkan, pihaknya memerlukan lokasi lain untuk memindahkan pengungsi yang masih bertahan di jambur-jambur atau gedung adat tersebut.

Ppengungsi yang berjumlah ribuan tersebut tidak mungkin bertahan lama disebabkan jambur-jambur itu sering dipergunakan untuk upacara adat. Pemda Karo mengharapkan Pemprov Sumut mengizinkan penggunaan lahan Taman Hutan Rakyat (Tahura) menjadi lokasi pengungsian baru warga Tanah Karo itu.

Kemudian, kata Makmur, pihaknya juga meminta solusi dalam menyekolahkan kembali pelajar di daerah sekitar Gunung Sinabung yang terpaksa mengungsi. Berdasar pendataan yang dilakukan, terdapat 39 sekolah berbagai tingkatan dengan jumlah siswa 7.000 orang lebih yang terpaksa diliburkan karena harus mengungsi akibat letusan Gunung Sinabung. "Sudah hampir satu bulan mereka tidak sekolah," katanya.

Ketua DPRD Tanah Karo Ferianta Purba mengatakan, pihaknya sangat mengharapkan adanya upaya membantu masyarakat untuk mengevakuasi ternak yang masih tertinggal di desanya masing-masing. Berdasarkan informasi yang didapatkan, tidak sedikit masyarakat yang harus menjual murah ternaknya. "Dari pada mati, lebih baik dijual murah," katanya.

Staf PVMBG, Gde Suantika, mengatakan pihaknya masih memberlakukan status awas terhadap Gunung Sinabung karena adanya suplai energi dari dalam tanah. Hal itu menyebabkan Gunung Sinabung masih mengandung lava dan menimbulkan gempa vulkanik yang kekuatan getarannya terkadang mengawatirkan. Kondisi itu juga yang menyebabkan PVMBG belum dapat menentukan status Gunung Sinabung, katanya.

Sekretaris Daerah Sumut R.E. Nainggolan yang memimpin rapat itu mengharapkan PVMBG dapat bekerja lebih maksimal guna menetapkan status Gunung Sinabung. "Kalau bisa, dalam minggu ini sudah diketahui statusnya," katanya.

Nainggolan juga mengimbau pejabat Pemkab Tanah Karo dapat menggunakan dana bantuan itu secara maksimal sekaligus membuat laporan penggunaannya. "Jangan sampai penggunaan bantuan itu menjadi 'bencana' bagi Pemkab Tanah Karo," katanya.

sumber : Ant
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement