REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Menteri Pertanian Dr Suswono mengatakan, sekitar 70 persen konsumsi susu Indonesia masih impor karena para produsen susu belum bisa memenuhi kebutuhan nasional, meski konsumsi susu itu tergolong rendah dibanding negara Asia lainnya. "Konsumsi susu Indonesia hanya mencapai 11,9 liter per kapita per tahun, jauh bila dibanding dengan India yang mencapai 42,8 liter per kapita per tahun," katanya ketika memberikan sambutan pada hari Susu Sekolah Sedunia kepada pers di Jakarta, akhir pekan lalu.
Menteri mengatakan, kalau melihat jumlah penduduk yang cukup besar, konsumsi susu Indonesia bisa lebih tinggi dibanding Malaysia dan Filipina yang masing-masing mencapai 22,1 liter per kapita per tahun dan 12,1 liter per kapita per tahun. Karena itu, masyarakat Indonesia harus rajin minum susu di samping kesehatannya tetap terjaga juga tidak mengalami keropos tulang, ucapnya.
Sementara itu, Direktur Komunikasi PT Tetra Pak Indonesia, Mignone Maramis mengatakan, Tetra Pak akan berupaya meningkatkan kesejahteraan industri susu nasional sehingga kebutuhan masyarakat terpenuhi. Karena itu perusahaan terus memberikan inovasi terbaik dalam industri pengemasan dan makanan agar dapat melindungi setiap kandungan gizi yang terdapat dalam susu segar, katanya.
Tetra Pak Indonesia, lanjut dia, cukup bangga dapat berperan serta dan menjadi mitra strategis pemerintah dalam mengkampanyekan pentingnya minum susu. Susu segar sebagai pemenuhan kebutuhan gizi seimbang bangsa yang berarti pula meningkatkan kesejahteraan industri susu nasional, ucapnya.
Menurut dia, dalam rangka hari Susu Sekolah Sedunia, perusahaannya bersama Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertanian serta produsen susu cair mengajak 600 perwakilan anak sekolah dasar Jakarta, belajar dan bermain di Keong Mas dan memicu mereka lebih aktif minum susu segar. "Kami optimis upaya untuk mendorong anak-anak sekolah minum susu segar lebih akan mendapat respon dari mereka," ucapnya.
Hari Susu Sekolah Sedunia yang diperingati setiap Rabu terakhir pada bulan September dicetuskan oleh Badan Pangan dan Pertanian PBB dengan tujuan meningkatkan konsumsi susu dan asupan gizi yang baik.