REPUBLIKA.CO.ID,KERINCI, JAMBI--Gunung Kerinci di Kabupaten Kerinci, 410 Km dari Kota Jambi, pada Selasa pagi mulai menyemburkan asap vulkanis hingga menutupi puncak gunung. Kepala Pos Vulkanologi dan Pemantau Gunung Kerinci Heri Prasetyo di Kerinci, Selasa, mengatakan, aktivitas vulkanis Gunung Kerinci terus meningkat, bahkan sudah menyeburkan asap. "Ya betul, terjadi peningkatan aktivitas vulkanis di Gunung Kerinci beberapa bulan belakangan ini. Bahkan pada Selasa pagi gunung tertinggi di Sumatera ini terpantau mulai menyemburkan asap vulaknik," katanya.
Sebagai gunung berapi yang masih aktif, aktivitas semburan atau keluarnya asap vulkanik tersebut masih tergolong normal dan terjadi sebagai akibat pergerakan dan pergolakan arus magma di perutnya. Hanya saja pada waktu sebelumnya aktivitas semburan asap tersebut jarang bisa dilihat dengan kasat mata.
Pasalnya, sebagai gunung tertinggi di Sumatera dengan tinggi 3.805 meter diatas permukaan laut (MDPL), puncak gunung lebih sering tertutup oleh kabut dan awan, sehingga keberadaan asap yang dikeluarkannya tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Untuk melihatnya bisa dilakukan dengan mengunakan bantuan peralatan pemantauan di pos pemantau.
Heri menjelaskan, perubahan aktivitas vulkanis yang paling kentara adalah peningkatan intensitas kegempaan yang kini sudah terjadi setiap hari, rata-rata 5-6 kali. Sejak Agustus hingga awal November 2010 pihaknya mencatat telah terjadi 400 kali gempa vulkanik dengan tipe A dan B, yakni gempa dalam dan gempat pertengahan.
"Saat ini status Gunung Kerinci sudah dinaikkan menjadi waspada. Artinya memang telah terjadi peningkatan aktivitas vulkanik namun hal tersebut masih dalam ambang normal atau kewajaran, meskipun warga harus tetap meningkatkan kewaspadaannya guna menghindari resiko akibat perubahan aktivitas yang sulit diprediksi," ujarnya.
Ia menegaskan, peningkatan aktivitas vulkanik gunung-gunung berapi di Tanah Air saat ini pascaletusan Gunung Merapi di Jawa dan sebelumnya Gunung Sinabung di Sumut, tidak berarti di antara gunung-gunung tersebut saling terhubung. Peningkatan aktivitas vulkanik di satu gunung bukan merupakan tularan dari gunung berapi lainnya. Pasalnya setiap gunung berapi memiliki kantong magma sendiri.
Kalau pun saat ini peningkatan aktivitas tersebut terkesan terjadi bersamaan, hal itu lebih dikarenakan pergerakan dan pergolakan magma masing-masing kebetulan bersamaan. Kemungkinan logisnya bisa saja semua gunung tersebut memiliki siklus pergolakan magma yang kebetulan sama.
"Selain Merapi di Jawa, gunung lain yang statusnya siaga adalah Gunung Papandayan di Jawa Barat dan Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda. Sementara gunung Kerinci dan 22 gunung lainnya di Tanah Air statusnya saat ini dinyatakan waspada," tegas Heri Prasetyo.