REPUBLIKA.CO.ID, SERANG--Gempa sebesar 5,5 skala Richter menggoyaang barat daya Krui, Lampung. Gempa bumi ini diyakini tidak ada hubungannya aktivitas Gunung Anak Krakatau.
Gempa yang terjadi di kedalaman 10 kilometer pada koordinat 6,6 Lintang Selatan dan 103,78 Bujur Timur itu merupakan gempa tektonik akibat pergerakan kulit bumi. Dengan demikian, tak ada kaitannya dengan aktivitasa Gunung Anak Krakatau.
"Secara logika gempa tektonik yang terjadi di Lampung dapat memicu peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau. Makanya, begitu gempa terjadi kita langsung cek, tapi ternyata tidak memicu," kata Kepala Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau, Cinangka, Kabupaten Serang, Anton Tripambudi, Rabu (3/11).
Saat gempa tektonik terjadi pada pukul 10.01 WIB, kegiatan Gunung Anak Krakatau tidak mengalami lonjakan. Tinggi letusan pun tetap antara 900-1700 meter dengan intensitas gempa vulkanik terjadi setiap 5 menit.
Aktivitas Gunung Anak Krakatau memang mengalami peningkatan, namun lebih disebabkan oleh dapur magma gunung itu yang saat ini kembali aktif dan bukan karena pergerakan kulit bumi. Dalam sehari ini, ujar Anton, telah terjadi enam kali gempa vulkanik kategori dalam, 117 kali gempa vulkanik dangkal, 223 kali letusan, 157 kali hembusan, dan 219 kali tremor.
"Totalnya terjadi 722 aktivitas kegempaan. Angka ini meningkat dibandingkan sehari sebelumnya yang mencapai 649 aktivitas," tutur Anton.