REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Korban meninggal dunia akibat letusan Gunung Merapi pada Jumat dini hari yang hingga pukul 20.00 WIB berada di instalasi Forensik Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta bertambah lima orang sehingga menjadi 69 jiwa. "Korban meninggal dunia di Rumah Sakit (RS) Sardjito Yogyakarta bertambah lagi lima orang dari sebelumnya 64 orang sehingga menjadi 69 orang, sedangkan yang luka bakar berat sebanyak 77 orang," kata Kepala Bagian Hukum dan Humas RS Sardjito Yogyakarta Trisno Heru Nugroho, Jumat.
Ia mengatakan RS Sardjito Yogyakarta hingga kinih merawat sebanyak 77 korban dari sebelumnya 66 korban luka bakar letusan abu vulkanik Gunung Merapi pada Kamis (4/11) dini hari. Para korban tersebut berdatangan dengan mengggunakan mobil ambulans dari dusun-dusun yang terkena letusan abu vulkanik gunung yang terletak di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah itu. Kondisi korban cukup memprihatikan karena bagian tubuh korban melepuh terkena awan panas Gunung Merapi.
Sebanyak 77 korban luka bakar tersebut, sebanyak 55 korban sudah teridentifikasi dan 22 korban lainnya dalam tahap pengidentifikasian."Korban kini tengah dirawat intensif karena lukanya hampir mencapai 50 persen," kata Kepala Bagian Hukum dan Humas RS Sardjito Yogyakarta Trisno Heru Nugroho.
Ia mengatakan RS Sardjito Yogyakarta hingga kini kekurangan alat bantu pernapasan, padahal alat bantu ini diperlukan untuk menangani kalangan korban luka bakar letusan abu vulkanik Gunung Merapi. "Sebanyak 75 persen korban menderita luka bakar, termasuk saluran pernapasan korban juga ikut terbakar. Mereka sulit bernapas sehingga membutuhkan alat bantu pernpasan," katanya.
Anggota Tim Dokter Disaster Victim Identification (DVI) Kompol Agung Hadi Wijanarko di Yogyakarta mengatakan kemungkinan jumlah korban akibat letusan Gunung Merapi masih bisa bertambah mengingat ada sebagian lokasi belum dijangkau tim SAR, TNI, Polri, dan relawan akibat lahar yang masih panas. "Saya yakin korban akan terus bertambah," kata dia.
Ia mengatakan korban meninggal dunia dan luka bakar berat merupakan warga Kecamatan Cangkringan yang letaknya 15 kilometer dari Gunung Merapi. "Saat terjadi letusan pukul 00.40 WIB mereka masih tertidur nyenyak," katanya "Kami meminta kalangan masyarakat yang mempunyai keluarga di Cangkringan agar datang ke RS Sardjito Yogyakarta untuk membantu mengidentifikasi korban dengan memberikan data-data sekunder karena jika tanpa ada data-data sekunder, maka tim forensik akan kesulitan mengetahui identitas korban," katanya.