REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II (Gamping) tidak hanya menerima pasien yang sakit, tetapi juga para pengungsi Gunung Merapi yang berjumlah sekitar 225 orang. Para pengungsi tersebut merupakan pindahan pengungsi dari Pakem dan Universitas Islam Indonesia, kata Humas RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Yahya Firsyad pada Republika, Jum'at (5/11).
Para pengungsi ini sedang dipikirkan bagaimana setelah mereka tiga hari berada di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II. Karena sebetulnya rumah sakit untuk merawat pasien yang perlu diperhatikan higienisnya. Sementara sekarang para pasien campur dengan para pengungsi yang sehat.
Sedangkan Pasien korban Merapi yang dirawat di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit I (Jalan. KH Dahlan) sebanyak 12 orang dan bukan korban lahar panas. Pasien tersebut merupakan pengungsi karena diare, melahirkan dan kecelakaan.
Sebetulnya RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta telah mendirikan RS Lapangan di Glagah Harjo tetapi karena wilayah diperluas hingga 15 kilometer akhir dipindahkan di SD Muhammadiyah Cepit yang berjarak sekitar 15 kilometer dari Merapi. Namun pada Rabu malam, dari Badan Geologi telah memutuskan bahwa wilayah sejauh 20 kilometer harus dikosongkan. Akhirnya RS Lapangan tersebut bersama peralatannya ditinggal begitu saja oleh para paramedis yang bertugas.
Di RS Lapangan tersebut ada sekitar 51 paramedis yang terdiri dari: 15 petugas dari RS Muhammadiyah Lamongan, 15 petugasdari RS Muhammadiyah Gresik dan 21 petugas dari RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. RS Lapangan yang berada di SD Muhammadiyah Cepit direncanakan untuk dipindahkan lokasinya.