Selasa 21 Dec 2010 22:11 WIB

Erupsi Bromo Diwarnai Hujan Kembang Api

Rep: Asan Haji/ Red: Djibril Muhammad
Gunung Bromo
Gunung Bromo

REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO--Erupsi Gunung Bromo masih belum berhenti. Gunung berketinggian 2.392 meter di atas laut ini terus mengeluarkan material vulkanik. Bahkan, sampai Selasa (21/12) dini hari, terlihat beberapa kali semburan seperti hujan kembang api. Sebab, abu campur kerikil dan bebatuan yang disemburkan terlihat mengandung api yang membara.

Semburan bebatuan yang membara itu hanya menghujani kawasan kaldera. "Kejadiannya memang tidak terus-terusan, Mas. Saya melihat tiga kali semalaman. Semburan seperti hujan kembang api itu terjadi sekitar pukul 20.15 WIB, lalu pukul 22.27 WIB dan sekitar pukul 04.12 WIB," tutur Agus, wisatawan asal Malang yang sempat melihat hujan kembang api itu dari kawasan Cemorolawang, Ngadisari, Sukapura, Probolinggo, Selasa (21/12).

Makanya, kata dia, banyak wisatawan yang menyaksikan kejaian tersebut. Begitu juga warga Tengger yang ada di kawasan Penanajakan, Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan. "Ya, memang sering terjadi semburan seperti hujan kembang api," kata Siyono, warga Tengger di Penanjakan.

Meski begitu, kata dia, tidak membahayakan. Alasannya, hujan bebatuan yang menyerupai kembang api itu hanya terjadi di sekitar kaldera (lautan pasir) Bromo. Sebab, sampai tidak sampai ke kawasan pemukiman warga. Sehingga, bagi wisatawan masih dinyatakan aman dalam radius tiga kilo meter.

Aktivitas Bromo memang masih terlihat belum ada penurunan, sehingga statusnya tetap siaga (level III). Sebab, menurut Koordinator Petugas Pantau Bromo, Mulyono di Pos Pantau Sawur, Ngadisari, Sukapura, Probolinggo, mski sempat terjadi hujan kembang api, kejadiannya tidak meluas.

Berdasarkan data seismograf hasil analisa dari Pusat Vulkanologi dan Metigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung, akivitas vulkanik Bromo sejak pukul 00.00-06.00 WIB hanya terjadi gempa vulkanik sekali dengan aplitudo 40-50 mili meter. Gempa tremor masih terjadi secara terus menerus dengan amplitudo 10-25 milimeter. 

Sedangkan secara visual, kawah Bromo masih mengeluarkan asap hitam pekat. Ketinggian asap itu mencapai 1500 meter. Kepulan asap mengandung abu vulkanik itu terbawa angin ke arah Timur Laut, yakni kawasan Probolinggo dan Lumajang.

Untuk kawasan Probolingo ada sembilan desa yang jadi sasaran hujan abu vulkanik Bromo itu. Di antaranya, Desa Wono Kerso, Ledo Kombo, Wringin Anom dan Desa Pandasari. Ketebalan tanah akibat hujan abu vulkanik itu mencapai sekitar lima senti menter dengan jarak pandang sekitar 217 meter.

Maklum, jarak sembilan desa tersebut dari Gunung Bromo cukup dekat. Yakni, sekitar lima kilometer. Sehingga, banyak tanaman pertanian yang rusak. Warga pun tidak sedikit yang kesehatannya terganggu akibat hujan abu vulkanik Bromo itu.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement