Rabu 22 Dec 2010 04:08 WIB

Bupati Sleman: Ganti Rugi Sapi Mati Masih Kurang Rp 2,6 Miliar

Rep: yoebal ganesha/ Red: Didi Purwadi

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Pemerintah Kabupaten Sleman masih kekurangan dana Rp 2,6 miliar untuk mengganti sapi-sapi warga yang mati akibat erupis Merapi.

Menurut Bupati Sleman Sri Purnomo, pemerintah pusat memang telah menyerahkan dana Rp 21,3 miliar untuk mengganti 3.061 sapi mati, berdasarkan data tanggal 1 Desember 2010. Tapi, Setelah pendataan ulang, sapi yang mati ternyata lebih dari jumlah itu, yakni mencapai 3.432 ekor, sehingga kami masih kekurangan dana Rp 2,6 miliar,'' kata Sri Purnomo, kepada Mentan Suswono, di Desa Kepuharjo, Cangkirang Sleman. Warga yang kehilangan sapinya. meningkat dari data awal 1.215 pemilik menjadi 1.361 orang.   

Suswono berkunjung ke Dusun Batur, Kepuharjo, dalam rangka meresmikan gerakan ''Ayo Bangkit Menanam, Memelihara dan Berbisnis Buah dan Sayuran di Kawasan Terdampak Erupsi Merapi''. Saat itu, juga Suswono mengatakan ia akan mengusahakan kekurangan dana tersebut, mengingat sebenarnya pemerintah pusat sudah menganggarkan Rp 100 miliar untuk penggantian sapi mati karena erupsi Merapi.

Sebenarnya, kata Suswono, saat tanggap bencana Merapi, pemerintah pusat sudah menawarkan diri untuk membeli sapi-sapi di kawasan bencana Merapi, agar tidak merepotkan warga yang sedang mengungsi.

Tapi, katanya, ternyata tawaran tersebut kurang diminati warga, terbukti hanya 44 ekor sapi milik warga yang dijual -- total senilai Rp 386 juta.

Menteri meminta warga yang ternaknya mati tersebut bersabar, karena penggatian sapi mati ini membutuhkan proses yang panjang. Tapi, ia menjamin bahwa warga akan mendapat penggantian.

Kabid Peternakan Dinas Pertanian Sleman, Suwandi Azis, mengatakan saat ini instansinya sudah siap untuk mentranfer dana penggantian sapi mati itu ke rekening masing-masing warga melalui Bank BPD DI Yogyakarta. ''Kira-kira 70 persennya sudah siap, dananya akan segera ditransfer,'' katanya.

Hanya saja ia menegaskan bahwa dana tersebut tidak bisa dipakai untuk kebutuhan lain, hanya bisa dicairkan untuk pembelian sapi, sebagai pengganti sapi-sapi warga yang mati.

Bupati mengatakan pendataan sapi mati ini memerlukan waktu hampir satu bulan, terkendala sulitnya mencari pemiliknya -- yang umumnya pergi mengungsi.

Dijelaskannya, pemilik sapi yang akan mendapat penggantian itu diwajibkan menandatangi pernyataan di atas meterai, menerangkan jumlah sapi mereka yang mati.

Menteri Suswono berharap tidak ada warga yang berbohong bahwa mereka mempunyai sapi yang mati. ''Jangan sampai yang sapinya masih hidup juga diberi ganti untuk sapi mati. Kalau begitu, selain bisa terjerat hukum, juga bisa menanggung akibatnya di akherat nanti,''  katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement