REPUBLIKA.CO.ID, CINANGKA-- Gunung Anak Krakatau (GAK) pada Sabtu (25/12) mengeluarkan sinar api setinggi 75 meter, dan diperkirakan akibat aktivitas kegempaan yang terus meningkat.
"Kemarin, sinar api yang keluar dari Gunung Anak Krakatau (GAK) tingginya sampai 75 meter, dan sangat trlihat jelas dari pos pemantau," kata Kepala Pos pemantau GAK Anton S Pambudi di Serang, Ahad (26/12).
Menurut dia, sinar api itu diduga akibat aktivitas kegempaan yang terjadi di gunung yang berada di Selat Sunda tersebut, yang jumlahnya meningkat.
Aktivitas kegempaan yang terjadi di GAK, selama 24 jam pada Sabtu sebanyak 865 kali, meliputi vulkanik dalam (VA) 12 kali, vulkanik dangkal (VB) 186 kali, letusan 253 kali, tremor letusan 100 kali, tremor harmink sembilan kali, hembusan 304 kali, dan tektonik jauh sebanyak satu kali.
"Aktivitas kegempaan GAK seperti mengeluarkan asap dan dentumkan dapat dilihat dan dirasakan oleh kami di Pos Pemantau di Desa Pasauran, Cinangka, Kabupaten Serang," katanya menambahkan.
Dia menjelaskan, meski kegempaan GAK terus mengalami peningkatan namun Pusat Vulkanalogi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) masih menetapkan status level II atau 'waspada'.
"Kami tidak menaikan status GAK menjadi III atau 'siaga', tetapi masih tetap di level II atau 'waspada'," katanya menambahkan.
PVMBG juga masih menurut Anton, melarang turis atau warga untuk mendekat sampai radius dua kilometer dari titik kegempaaan. "Kami masih melarang siapapun mendekat ke lokasi kegempaaan sampai radius dua kilo meter," ujarnya