CINANGKA--Asap Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda saat ini masih mengarah ke Utara atau Lampung, sementara ketinggiannya mencapai 750 meter. "asapnya menggepul berwarna kelabu," kata Kepala Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau (GAK) di Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Anton S Pambudi, Senin (27/12).
Dia menjelaskan, semakin tinggi asapnya, maka semakin banyak material yang dikeluarkan seperti debu. "Material yang dikeluarkan masih bersuhu diatas 600 derajat celsius, dan sangat berbahaya bagi siapapun yang berada di radius dua kilo meter dari titik kegempaaan," katanya.
Oleh karenanya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) katanya, masih melarang warga dan turis untuk mendekat sampai radius yang telah ditetapkan sejak tanggal 28 Desember 2010.
"Kami belum menurunkan status waspada atau II, Gunung Anak Krakatau, menginggat kegempaan yang dikeluarkan masih berlangsung, tetapi kalau GAK ini berada di daratan, statusnya sudah level III atau 'siaga', namun karena berada di tengah laut dan jauh dari pemukiman, maka statusnya tetap pada level II," katanya menjelaskan.
Sementara sepanjang Minggu (26/12), total kegempaan yang dikeluarkan oleh GAK sebanyak 869 kali, dengan rincian 13 kali vulkanik dalam (VA), vulkanik dangkal 159 kali, letusan 249 kali, tremor letusan 119 kali, tremor harmonik 11 kali, hembusan 321 kali.
Meski asap Gunung Anak Krakatau mengarah ke Lampung, namun sejumlah warga yang tinggal di Cinangka, Kabupaten Serang teras rumahnya kotor dengan debu yang berasal dari GAK. "Kalau pagi saya baru bangun tidur, debu dengan warna hitam mengotori teras dan atap rumah saya di Cinangka, dan ini berlangsung setiap hari," kata salah seorang warga, Eva Gorda.