REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG - Kerusakan jalan lintas Sumatera pada ruas Rajabasa-Panjang Bandarlampung kini tampak semakin parah hingga menimbulkan kemacetan arus lalu lintas yang memanjang terutama pada setiap pagi dan sore hari.
Berdasarkan pantauan Selasa, jalan raya yang semakin rusak itu belum ada tanda-tanda perbaikan, meski Pemprov Lampung telah mendengungkan perbaikan dan pelebaran mulai dilaksanakan Januari 2011. "Jalan tetap rusak, belum ada tanda-tanda perbaikan. Akibatnya, kemacetan panjang selalu terjadi setiap hari," kata Sri, salah seorang warga Bandarlampung.
Saat diminta pendapatnya, banyak warga Lampung yang mengharapkan jalan lintas itu segera diperbaiki dan dilebarkan, karena membahayakan pengguna jalan serta memicu terjadinya kemacetan arus lalu lintas yang memanjang setiap harinya.
Jalan lintas Sumatera di ruas Panjang-Rajabasa sepanjang 18,5 km itu, kini kondisinya rusak parah di sejumlah titik. Di perempatan Kalibalok, seluruh badan jalan sudah rusak sehingga kendaraan harus berjalan sangat lambat untuk melintasinya.
Kerusakan jalan juga ditemukan di banyak titik lainnya, seperti di perempatan Sukarame dan Tanjungsenang. Karena kerusakan jalan itu, panjang kemacetan bisa mencapai enam km, terutama pada siang dan sore hari.
Saat sore hari, truk barang yang melintas meningkat tajam dari arah Pelabuhan Bakauheni menuju Bandarlampung, sedang kemacetan pada pagi hari menimpa kendaraan menuju Pelabuhan Panjang dan Bakauheni.
Tersedianya infrastruktur jalan yang memadai tentu berdampak besar terhadap perkembangan suatu daerah, sehingga perbaikan Jalinsum ruas Rajabasa-Panjang perlu diprioritaskan oleh pemerintah. Dengan kata lain, pelebaran jalan itu dinilai warga lebih mendesak dilakukan segera daripada membangun Jembatan Selat Sunda yang menghubungan Jawa dan Sumatera.
Sebelumnya, Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Lampung Berlian Tihang, menyebutkan perbaikan jalan lintas Sumatera di ruas Rajabasa-Panjang, akan dikerjakan pada Januari 2011.
"Penunjukan pemenang tender pembangunan jalan itu sempat terhambat, dan baru akhir Desember 2010 penandatanganan kontraknya bisa dilakukan," katanya.
Ia menyebutkan, pembangunan jalan itu tidak lama lagi akan dilaksanakan, sehingga kemacetan panjang di jalur tersebut tidak akan terjadi lagi.
Perbaikan dan pelebaran jalur yang membutuhkan waktu sekitar dua tahun itu, akan menelan dana sebesar Rp 150 miliar, dari Rp 240 miliar yang disediakan, ucapnya.